Penyutradaraan Dokumenter Potret “Tapak Kaki Gorky”

Karya tugas akhir dokumenter berjudul “Tapak Kaki Gorky” merupakan sebuah karya film dokumenter yang membahas permasalahan sosial khususnya para penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas masih saja dihadapkan pada diskriminasi. Masih banyak masyarakat yang memandang sebelah mata kepada penyan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: NUGRAINI, Galuh Esti
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSMR ISI Yk. 2016
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=40386
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Karya tugas akhir dokumenter berjudul “Tapak Kaki Gorky” merupakan sebuah karya film dokumenter yang membahas permasalahan sosial khususnya para penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas masih saja dihadapkan pada diskriminasi. Masih banyak masyarakat yang memandang sebelah mata kepada penyandang disabilitas. Atas dasar pemikiran tersebut karya dokumenter ini dibuat dengan mengangkat kisah kehidupan seorang penyandang disabilitas. Diharapkan dokumenter ini dapat menginspirasi dan memotivasi bagi semua lapisan masyarakat. Karya dokumenter dibuat dengan mengangkat sosok Sabar Gorky seorang pendaki tuna daksa asal Solo, Jawa Tengahyang menceritakan kisah hidupnya. Telah banyak prestasi yang dicapai oleh Sabar Gorky. Salah satunya Sabar Gorky telah mendaki 4 gunung tertinggi di dunia. Dokumenter ini berbentuk potret yang lebih menonjolkan sosok Sabar Gorky. Potret dalam karya dokumenter ini untuk menampilkan sosok yang mempunyai hal-hal yang bersifat human interest bahkan dapat memberikan inspirasi. Untuk itu penuturan alur cerita dari Sabar Gorky langsung melalui wawancara dan voice over. Melakukan observasi secara mendalam terhadap Sabar Gorky dengan mengikuti keseharian, pekerjaan yang dilakukan dan proses disaat Sabar Gorky mendaki gunung untuk memperlihatkan kesan nyata terhadap penonton dengan menggunakan struktur penuturan kronologis. Observasi langsung terhadap subjek membutuhkan waktu yang lama. Semua kejadian diambil dengan menunggu momen yang tepat dan harus siap disaat ada momen yang tidak terduga. Namun subjektifitas sutradara tetap diperlukan untuk menentukan alur cerita yang diinginkan melalui pertanyaan yang diarahkan ke subjek.