Tari Yosim Pancar Sebagai Representasi Budaya Masyarakat Sentani Jayapura
Penelitian ini membahas tentang salah satu tari pergaulan yang ada di Papua yang merupakan warisan budaya turun temurun. Tarian ini berjudul Tari Yosim Pancar Sebagai Representasi Budaya Masyarakat Sentani yang selalu dipentaskan pada saat upacara hari-hari besar seperti HUT kemerdekaan, HUT TNI/POL...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
PPS ISI Yk.
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=40420 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penelitian ini membahas tentang salah satu tari pergaulan yang ada di Papua yang merupakan warisan budaya turun temurun. Tarian ini berjudul Tari Yosim Pancar Sebagai Representasi Budaya Masyarakat Sentani yang selalu dipentaskan pada saat upacara hari-hari besar seperti HUT kemerdekaan, HUT TNI/POLRI, Festival Danau Sentani, dan hari-hari besar lainnya. Menurut masyarakat Papua bahwa kehadiran tari Yosim Pancar di Jayapura sudah ada sejak zaman Belanda. Tarian ini menggambarkan kegembiraan dan pergaulan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, studi pustaka, dan penggunaan audio visual (alat rekaman berupa handy cam). Data yang terkumpul dianalisis dengan cara reduksi data, pengelompokan data, dan validasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Yosim Pancar pada awalnya merupakan tari gembira tanpa nama, yang terinspirasi dari kehadiran pesawat jet tempur milik Argentina yang dipergunakan untuk menyerang Inggris pada waktu terjadi perang Malvinas. Tarian ini juga merupakan tari pergaulan muda mudi yang mencerminkan kegembiraan. Kegembiraan ini diwujudkan dalam gerakan tari, baik gerakan tangan dan kaki serta posisi penari baik secara berhadapan maupun secara melingkar. Tari Yosim Pancar ini bisa ditarikan oleh siapa saja tanpa ada batasan umur, golongan, ras, dan agama. Pelaksanaannya di lakukan kapan saja, baik pada waktu malam hari, maupun di siang hari di tempat keramaian seperti lapangan. Tari Yosim Pancar ini lahir karena adanya sekat atau batasan terhadap tari-tarian adat yang sangat terbatas pelakunya. Di samping itu tarian ini juga sebagai cerminan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Tari ini melepas semua sekat-sekat tersebut, sehingga menjadikan tari Yosim Pancar ini seperti menjadi milik semua orang, semua golongan, dan semua tingkatan umur. Tari ini berkembang secara turun temurun dalam lingkungan masyarakat Papua pada umumnya. |
---|