Analisis Makna Tanda Pada Film Kartini : Resistensi Perempuan Jawa Terhadap Budaya Patriarki
Istilah patriarki digunakan untuk menyebut “kekuasan laki-laki” khususnya kekuasan yang didalamnya berlangsung dominasi laki-laki atas perempuan yang direalisasikan melalui berbagai cara. Laki-laki dianggap memiliki kekuatan lebih dibanding perempuan sehingga masyarakat memandang perempuan sebagai s...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
Prodi Televisi dan Film Jurusan Televisi FSMR ISI Yogakarta
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=40595 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Istilah patriarki digunakan untuk menyebut “kekuasan laki-laki” khususnya kekuasan yang didalamnya berlangsung dominasi laki-laki atas perempuan yang direalisasikan melalui berbagai cara. Laki-laki dianggap memiliki kekuatan lebih dibanding perempuan sehingga masyarakat memandang perempuan sebagai seorang yang lemah dan tidak berdaya. Namun seiring dengan banyaknya perempuan yang mendengungkan semangat pergerakan dalam melawan ketidakadilan budaya patriarki, gejala sosial ini ditangkap oleh media untuk disosialisasikan kedalam proyeksi media yang bersifat auditif visual, contohnya pada film. Skripsi karya tulis berjudul “Resistensi Perempuan Jawa Terhadap Patriarki (Analisis Makna Tanda Pada Film Kartini)” ini bertujuan untuk mencari tanda-tanda resistensi (perlawanan) terhadap budaya patriarki didalam komponen-komponen film.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan melakukan pencarian tanda-tanda resistensi (perlawanan) terhadap budaya patriarki pada komponen-komponen film Kartini. Unit analisis yang akan digunakan adalah scene. Data hasil penelitian diolah dengan analisis kualitiatif yang dikodekan dengan teori three level of social codes yang dikemukakan oleh John Fiske sehingga bisa ditarik beberapa kesimpulan.Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa beberapa komponen-komponen film menunjukan tanda-tanda resistensi (perlawanan) terhadap budaya patriarki seperti wardrobe, pergerakan, sound, musik, editing, setting, dan sinematografi. Tanda-tanda tersebut setelah dilakukan pengkodean menggunakan Three level of Social Codes |
---|