Makna Ikinsai Dalam Miempu Buyuk Suku Dayak Ma’anyan
Miempu Buyuk merupakan istilah untuk menyebut upacara ritual pengobatan suku Dayak Ma’anyan. Miempu Buyuk dipimpin oleh Wadian Dadas. Miempu Buyuk tidak dapat dilaksanakan tanpa ada seseorang yang sakit, yang datang juga hadir dalam ritual ini. Salah satu elemen terpenting, yaitu gerak yang dilakuka...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
FSP ISI Yogyakarta
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=40698 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
isilib-40698 |
---|---|
record_format |
oai_dc |
spelling |
isilib-406982019-10-12T22:29:00Z Makna Ikinsai Dalam Miempu Buyuk Suku Dayak Ma’anyan RIANTRI, Emma Tianna Ritus Peralihan Makna ikinsai Miempu Buyuk suku Dayak FSP ISI Yogyakarta 2018 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=40698 STPKJ/Ria/m/2018 Miempu Buyuk merupakan istilah untuk menyebut upacara ritual pengobatan suku Dayak Ma’anyan. Miempu Buyuk dipimpin oleh Wadian Dadas. Miempu Buyuk tidak dapat dilaksanakan tanpa ada seseorang yang sakit, yang datang juga hadir dalam ritual ini. Salah satu elemen terpenting, yaitu gerak yang dilakukan oleh Wadian Dadas disebut dengan ikinsai. Ikinsai dapat disebut tari, karena gerak-gerak yang dilakukan menunjukkan gerak extraordinary. Wadian Dadas mengalami itun alah (kerasukan roh leluhur) untuk mengambil tumbuhan sebagai obat bagi yang sakit. Proses pengobatan dalam Miempu Buyuk mencerminkan sebuah ritus peralihan. Meminjam konsep dari Victor Turner, ritus peralihan dibagi ke dalam tiga bagian, yakni separation (pemisahan), transition (liminal), dan reintegration (penyatuan kembali). Ritus peralihan akan membawa ke persoalan liminoid. Pelaksanaan Miempu Buyuk akan mengubah seseorang dari satu situasi ke situasi lainnya. Proses ini akan membawa pelaku, perlengkapan, dan tempat ritual untuk mengalami kebaruan. Elemen-elemen ini akan mengalami masa pemisah, dan berada dalam situasi ambang saat Wadian Dadas melakukan proses penyembuhan. Setelah orang sakit berhasil disembuhkan, semua elemen akan kembali pada posisi awal. Ketika proses penyembuhan, Wadian Dadas selalu ikinsai. Miempu Buyuk suku Dayak Ma’anyan membuktikan adanya peralihan yang dialami pada ritual itu sendiri dan elemen-elemennya. Peralihan yang dialami Miempu Buyuk menjadi bukti bahwa ada ikinsai yang dimaknai sebagai liminoid. Pada setiap tahapan dari Miempu Buyuk, ikinsai oleh Wadian Dadas berbeda-beda, tetapi ada kesamaan pada pemanfaatan properti. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang ikinsai dalam Miempu Buyuk. Yogyakarta xiii, 121 hal.: ilus., lamp., 30 cm S1/STPKJ http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png |
institution |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
collection |
Perpustakaan Yogyakarta |
language |
Indonesian |
topic |
Ritus Peralihan Makna ikinsai Miempu Buyuk suku Dayak S1/STPKJ |
spellingShingle |
Ritus Peralihan Makna ikinsai Miempu Buyuk suku Dayak S1/STPKJ RIANTRI, Emma Tianna Makna Ikinsai Dalam Miempu Buyuk Suku Dayak Ma’anyan |
description |
Miempu Buyuk merupakan istilah untuk menyebut upacara ritual pengobatan suku Dayak Ma’anyan. Miempu Buyuk dipimpin oleh Wadian Dadas. Miempu Buyuk tidak dapat dilaksanakan tanpa ada seseorang yang sakit, yang datang juga hadir dalam ritual ini. Salah satu elemen terpenting, yaitu gerak yang dilakukan oleh Wadian Dadas disebut dengan ikinsai. Ikinsai dapat disebut tari, karena gerak-gerak yang dilakukan menunjukkan gerak extraordinary. Wadian Dadas mengalami itun alah (kerasukan roh leluhur) untuk mengambil tumbuhan sebagai obat bagi yang sakit. Proses pengobatan dalam Miempu Buyuk mencerminkan sebuah ritus peralihan. Meminjam konsep dari Victor Turner, ritus peralihan dibagi ke dalam tiga bagian, yakni separation (pemisahan), transition (liminal), dan reintegration (penyatuan kembali). Ritus peralihan akan membawa ke persoalan liminoid. Pelaksanaan Miempu Buyuk akan mengubah seseorang dari satu situasi ke situasi lainnya. Proses ini akan membawa pelaku, perlengkapan, dan tempat ritual untuk mengalami kebaruan. Elemen-elemen ini akan mengalami masa pemisah, dan berada dalam situasi ambang saat Wadian Dadas melakukan proses penyembuhan. Setelah orang sakit berhasil disembuhkan, semua elemen akan kembali pada posisi awal. Ketika proses penyembuhan, Wadian Dadas selalu ikinsai. Miempu Buyuk suku Dayak Ma’anyan membuktikan adanya peralihan yang dialami pada ritual itu sendiri dan elemen-elemennya. Peralihan yang dialami Miempu Buyuk menjadi bukti bahwa ada ikinsai yang dimaknai sebagai liminoid. Pada setiap tahapan dari Miempu Buyuk, ikinsai oleh Wadian Dadas berbeda-beda, tetapi ada kesamaan pada pemanfaatan properti. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang ikinsai dalam Miempu Buyuk. |
format |
Tugas Akhir |
author |
RIANTRI, Emma Tianna |
author_facet |
RIANTRI, Emma Tianna |
author_sort |
RIANTRI, Emma Tianna |
title |
Makna Ikinsai Dalam Miempu Buyuk Suku Dayak Ma’anyan |
title_short |
Makna Ikinsai Dalam Miempu Buyuk Suku Dayak Ma’anyan |
title_full |
Makna Ikinsai Dalam Miempu Buyuk Suku Dayak Ma’anyan |
title_fullStr |
Makna Ikinsai Dalam Miempu Buyuk Suku Dayak Ma’anyan |
title_full_unstemmed |
Makna Ikinsai Dalam Miempu Buyuk Suku Dayak Ma’anyan |
title_sort |
makna ikinsai dalam miempu buyuk suku dayak ma’anyan |
publisher |
FSP ISI Yogyakarta |
publishDate |
2018 |
url |
http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=40698 |
_version_ |
1741201329133453312 |