ABS, SBK Filosofi Warga Minangkabau
Minangkabau terkenal melalui adatnya dengan sistem kekerabatan matrilineal yang hampir hanya satu-satunya ada di Nusantara, maupun dunia luar. Minangkabau dan adatnya ibarat dua sisi mata uang yang merupakan satu kesatuan. Adat yang diwarisi hingga saat ini dirancang oleh dua orang bersaudara satu i...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Buku Teks |
Language: | Indonesian |
Published: |
Penerbit Ombak
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=40746 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
isilib-40746 |
---|---|
record_format |
oai_dc |
spelling |
isilib-407462019-10-21T15:26:57Z ABS, SBK Filosofi Warga Minangkabau ZAINUDDIN, Musyair Filosofi Adat Minangkabau Penerbit Ombak 2019 id Buku Teks http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=40746 978-602-258-531-2 392.598 1 Zai a Minangkabau terkenal melalui adatnya dengan sistem kekerabatan matrilineal yang hampir hanya satu-satunya ada di Nusantara, maupun dunia luar. Minangkabau dan adatnya ibarat dua sisi mata uang yang merupakan satu kesatuan. Adat yang diwarisi hingga saat ini dirancang oleh dua orang bersaudara satu ibu lain bapak, yakni Datuk Katumanggungan dan Datuk Perpatih nan Sabatang pada abad ke-12 M. Sepanjang perjalanannya, adat yang baru ini sudah dapat ditentukan struktur dan sistemnya serta mampu membaur dengan berkembangnya agama Islam. Dalam pembaurannya selama 7 abad, terjadi pertentangan antara golongan agama dan golongan adat yang mengakibatkan terjadinya Perang Paderi. Pasca Perang Paderi, golongan agama dan golongan adat membuat kesepakatan bahwa ketentuan adat yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, harus dihilangkan dan golongan agama dapat menerima perkawinan keluar suku (eksogami). Kesepakatan ini terjadi di Bukit Marapalam, terkenal dengan Sumpah Sakti Bukit Marapalam, yang melahirkan Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendi Kitabullah (ABS, SBK). Oleh karena ada ketentuan adat yang dihilangkan, maka struktur adatnya berubah dari tiga macam adat menjadi empat macam adat, sedangkan sistemnya tetap matrilineal. Etnis Minangkabau sebagai pemeluk agama Islam, memiliki kewajiban yang harus dipenuhi sebagaimana yang ditampilkan dalam buku ini. Dalam perjalanan sejarahnya, adat Minangkabau yang berstruktur dan bersistem, dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman sepanjang struktur dan sistemnya tidak berubah. Yogyakarta http://opac.isi.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/NC_24_10_3.jpg.jpg&width=200 viii+174 hal.; 21 cm 392.598 1 http://opac.isi.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/NC_24_10_3.jpg.jpg&width=200 |
institution |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
collection |
Perpustakaan Yogyakarta |
language |
Indonesian |
topic |
Filosofi Adat Minangkabau 392.598 1 |
spellingShingle |
Filosofi Adat Minangkabau 392.598 1 ZAINUDDIN, Musyair ABS, SBK Filosofi Warga Minangkabau |
description |
Minangkabau terkenal melalui adatnya dengan sistem kekerabatan matrilineal yang hampir hanya satu-satunya ada di Nusantara, maupun dunia luar. Minangkabau dan adatnya ibarat dua sisi mata uang yang merupakan satu kesatuan. Adat yang diwarisi hingga saat ini dirancang oleh dua orang bersaudara satu ibu lain bapak, yakni Datuk Katumanggungan dan Datuk Perpatih nan Sabatang pada abad ke-12 M. Sepanjang perjalanannya, adat yang baru ini sudah dapat ditentukan struktur dan sistemnya serta mampu membaur dengan berkembangnya agama Islam. Dalam pembaurannya selama 7 abad, terjadi pertentangan antara golongan agama dan golongan adat yang mengakibatkan terjadinya Perang Paderi. Pasca Perang Paderi, golongan agama dan golongan adat membuat kesepakatan bahwa ketentuan adat yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, harus dihilangkan dan golongan agama dapat menerima perkawinan keluar suku (eksogami). Kesepakatan ini terjadi di Bukit Marapalam, terkenal dengan Sumpah Sakti Bukit Marapalam, yang melahirkan Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendi Kitabullah (ABS, SBK). Oleh karena ada ketentuan adat yang dihilangkan, maka struktur adatnya berubah dari tiga macam adat menjadi empat macam adat, sedangkan sistemnya tetap matrilineal. Etnis Minangkabau sebagai pemeluk agama Islam, memiliki kewajiban yang harus dipenuhi sebagaimana yang ditampilkan dalam buku ini. Dalam perjalanan sejarahnya, adat Minangkabau yang berstruktur dan bersistem, dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman sepanjang struktur dan sistemnya tidak berubah. |
format |
Buku Teks |
author |
ZAINUDDIN, Musyair |
author_facet |
ZAINUDDIN, Musyair |
author_sort |
ZAINUDDIN, Musyair |
title |
ABS, SBK Filosofi Warga Minangkabau |
title_short |
ABS, SBK Filosofi Warga Minangkabau |
title_full |
ABS, SBK Filosofi Warga Minangkabau |
title_fullStr |
ABS, SBK Filosofi Warga Minangkabau |
title_full_unstemmed |
ABS, SBK Filosofi Warga Minangkabau |
title_sort |
abs, sbk filosofi warga minangkabau |
publisher |
Penerbit Ombak |
publishDate |
2019 |
url |
http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=40746 |
callnumber-raw |
http://opac.isi.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/NC_24_10_3.jpg.jpg&width=200 |
callnumber-search |
http://opac.isi.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/NC_24_10_3.jpg.jpg&width=200 |
_version_ |
1741201338634600448 |