Saat bioskop jadi majelis taklim: Sihir film Ayat-ayat Cinta
Film Ayat-Ayat Cinta benar-benar menyihir masyarakat. Tidak heran bila: MURI mengukuhkannya sebagai film yang banyak ditonton. Dalam sepekan saja, ada dua juta masyarakat Indonesia yang menonton. Para pejabat, mantan pejabat, politisi, beramai-ramai membuat acara nonton bareng film Ayat-Ayat Cinta....
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Partitur/Praktek Musik |
Language: | Indonesian |
Published: |
Hikmah
2008
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=41452 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Film Ayat-Ayat Cinta benar-benar menyihir masyarakat. Tidak heran bila: MURI mengukuhkannya sebagai film yang banyak ditonton. Dalam sepekan saja, ada dua juta masyarakat Indonesia yang menonton. Para pejabat, mantan pejabat, politisi, beramai-ramai membuat acara nonton bareng film Ayat-Ayat Cinta. Bioskop dibanjiri ibu-ibu majelis taklim, yang mungkin saat itulah sebagian besar mereka untuk pertama kalinya mengungjungi bioskop. Kepopulerannya melintasi batas negara. Tak hanya booming di Indonesia, tapi juga di Malaysia dan Singapura. Begitulah akhir yang manis dari sebuah film yang disebut-sebut sebagai icon kebangkitan kedua film bertema relegius setelah film Sunan Kalijaga. Buku ini tidak semata mengungkap kisah sukses film Ayat-Ayat Cinta, tapi mengungkap juga cerita-cerita di balik peristiwa pembuatan film ini. Misalnya; Cerita di balik pemindahan lokasi dari Mesir ke India dan Semarang. Cerita di balik pertukaran peran Carissa Putri dengan Rianti Cartwright Trik Hanung menyiasati dana yang terbatas Cerita kesuksesan Hanung Bramantyo sebagai sutradara dan apa rencana-rencana besarnya. Cerita kang Abik dari mulai menulis novel hingga mengawal novelnya ke layar lebar. Semuanya diungkap buku ini. Membaca buku ini menyadarkan kita di balik kesuksesan pasti ada perjuangan. |
---|