Ekspresi Wajah Sebagai Ide Penciptaan Senui Lukis

Berawal dari pengalaman pribadi, visual wajah pada tugas akhir ini terlahir dari kenangan masa kecil bersama sosok ayah. Wajah merupakan cerminan emosi dan perasaan manusia. Pada tugas akhir ini ide konsep penciptaan terinspirasi dari kejadian-kejadian yang telah dialami semasa hidup, baik pengalama...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SUDEWA, Dewa Gede Suyudana
Format: Partitur/Praktek Musik
Language:Indonesian
Published: Jur. Seni Murni FSR ISI Yk. 2019
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=41761
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Berawal dari pengalaman pribadi, visual wajah pada tugas akhir ini terlahir dari kenangan masa kecil bersama sosok ayah. Wajah merupakan cerminan emosi dan perasaan manusia. Pada tugas akhir ini ide konsep penciptaan terinspirasi dari kejadian-kejadian yang telah dialami semasa hidup, baik pengalaman yang dialami sendiri maupun dari mengimajinasikan pengalaman orang lain yang menjadikan seniman sebagai tokoh yang mengalami hal tersebut. Bagaimana karya tugas akhir ini memunculkan ekspresi wajah dengan perwujudan destruksi (perusakan) yang merepresentasikan emosi atau keadaan seseorang. Misalkan, saat mengalami perasaan tertekan hingga orang lain yang menyaksikan merasakan rasa putus asa atau disaat merasakan kebahagiaan dan menikmati emosi kebahagiaan tersebut. Memasuki masa dewasa, melihat ekspresi wajah tidak segamblang menyaksikan ekspresi pada film maupun pertunjukan teater lainnya. Namun, menonton film, pertunjukan teater, dan cartoon menjadi refrensi dan asupan pribadi tentang ekspresi wajah Ekspresi wajah sering digunakan pada pertunjukan tari, opera, teater, dan segala ganre pertunjukan. Ekspresi wajah menjadi hal yang penting dalam suatu pertunjukan melampau kalimat, karena wajah membantu penonton untuk menikmati dan merasakan apa yang dirasa oleh karakter/ tokoh pemerannya. Wajah disini digunakan sebagai cara seniman untuk secara visual menggambarkan ide dan emosinya. Ide-ide yang muncul dengan membaca buku dan situasi, kesadaran akan pengalaman yang dilalui. Identitas sosok objek yang di lukiskan tidak menjadi penting lagi. Narasi yang disampaikan pada lukisan digambarkan melalui destruksi ekspresi wajah dan beberapa warna serta simbol.