Membatas
Membatas adalah judul yang dipilih untuk karya ini. Membatas itu sendiri mengandung kata kerja yang artinya melakukan pembatasan, diilhami dari sebuah karya sastra lisan yang berjudul Syair Ikan Terubuk, yang sering dituturkan oleh orang-orang tua kami dari generasi ke generasi berikutnya pada masya...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
FSP ISI Yk.
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=41770 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
isilib-41770 |
---|---|
record_format |
oai_dc |
spelling |
isilib-417702020-04-09T13:01:40Z Membatas IRAWAN, Pebri Toleransi Seni Tari Sosial FSP ISI Yk. 2019 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=41770 ST.PCT/Ira/m/2019 Membatas adalah judul yang dipilih untuk karya ini. Membatas itu sendiri mengandung kata kerja yang artinya melakukan pembatasan, diilhami dari sebuah karya sastra lisan yang berjudul Syair Ikan Terubuk, yang sering dituturkan oleh orang-orang tua kami dari generasi ke generasi berikutnya pada masyarakat melayu Riau. Tertarik untuk membaca kembali karya sastra tersebut, sehingga sampai kepada penginterpretasian ulang terhadap karya syair itu sendiri. Proses pembacaan ulang menuntun penata melihat kembali korelasi antara karya sastra dengan budaya pemilik karya sastra tersebut. Pembandingan dan penalaran yang terjadi dalam melihat korelasi antara karya sastra dan juga budaya pemilik karya sastra, serta peninjauan ulang terhadap karya-karya lain dari produk budaya yang sama menuju ke satu kesimpulan yang sama terhadap pesan yang didapat yaitu, persoalan pengontrolan “nafsu” dan “batasan”. Sejalan dengan konsep pada karya, sifat pengontrolan diri akan nafsu membuat kata membatas tepat menjadi judul karya ini. Penawaran pemikiran bahwa, batas itu ‘penting’ dan ini selalu ada dalam struktur sosial masyarakat. ‘Batas’ juga berarti peluang yang bisa diartikan secara kreatif dan inovatif tanpa harus melanggar etika dan norma yang bersifat menyeluruh. Dalam konteks ini, keterbatasan dilihat sebagai tautan dan tidak lagi sebagai separator dalam upaya menyelaraskan kehidupan bersosial antar individu atau komunitas. Tubuh menjadi ‘pribadi’ ketika berada dalam ruang pribadi, tetapi tubuh menjadi ‘properti sosial’ ketika ada di ruang publik dan harus mengikuti aturan sosial guna mengharmonisasikan kehidupan bermasyarakat. Konsep batas divisualisasikan ke dalam karya dengan empat orang penari yang terhubung oleh kain membentuk suatu pola kotak dengan empat sudut. Kain yang menjadi penghubung juga dapat diartikan sebagai pembatas sebagai pengontrol gerak dan membuat toleransi antar penari dalam melakukan pergerakan. Karya tari ini bertipe dramatik dengan mode penyajian simbolik.. Penawaran warna baru dalam tari kreasi kekinian melayu serta memperoleh keyakinan akan kekayaan kreativitas sendiri, dalam melihat peluang yang ada dari suatu tradisi, menjadi hal yang penting dalam proses penciptaan karya ini. Yogyakarta xii, 120 hal.: ilus.; 30 cm. NONE http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png |
institution |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
collection |
Perpustakaan Yogyakarta |
language |
Indonesian |
topic |
Toleransi Seni Tari Sosial NONE |
spellingShingle |
Toleransi Seni Tari Sosial NONE IRAWAN, Pebri Membatas |
description |
Membatas adalah judul yang dipilih untuk karya ini. Membatas itu sendiri mengandung kata kerja yang artinya melakukan pembatasan, diilhami dari sebuah karya sastra lisan yang berjudul Syair Ikan Terubuk, yang sering dituturkan oleh orang-orang tua kami dari generasi ke generasi berikutnya pada masyarakat melayu Riau. Tertarik untuk membaca kembali karya sastra tersebut, sehingga sampai kepada penginterpretasian ulang terhadap karya syair itu sendiri. Proses pembacaan ulang menuntun penata melihat kembali korelasi antara karya sastra dengan budaya pemilik karya sastra tersebut. Pembandingan dan penalaran yang terjadi dalam melihat korelasi antara karya sastra dan juga budaya pemilik karya sastra, serta peninjauan ulang terhadap karya-karya lain dari produk budaya yang sama menuju ke satu kesimpulan yang sama terhadap pesan yang didapat yaitu, persoalan pengontrolan “nafsu” dan “batasan”. Sejalan dengan konsep pada karya, sifat pengontrolan diri akan nafsu membuat kata membatas tepat menjadi judul karya ini. Penawaran pemikiran bahwa, batas itu ‘penting’ dan ini selalu ada dalam struktur sosial masyarakat. ‘Batas’ juga berarti peluang yang bisa diartikan secara kreatif dan inovatif tanpa harus melanggar etika dan norma yang bersifat menyeluruh. Dalam konteks ini, keterbatasan dilihat sebagai tautan dan tidak lagi sebagai separator dalam upaya menyelaraskan kehidupan bersosial antar individu atau komunitas. Tubuh menjadi ‘pribadi’ ketika berada dalam ruang pribadi, tetapi tubuh menjadi ‘properti sosial’ ketika ada di ruang publik dan harus mengikuti aturan sosial guna mengharmonisasikan kehidupan bermasyarakat. Konsep batas divisualisasikan ke dalam karya dengan empat orang penari yang terhubung oleh kain membentuk suatu pola kotak dengan empat sudut. Kain yang menjadi penghubung juga dapat diartikan sebagai pembatas sebagai pengontrol gerak dan membuat toleransi antar penari dalam melakukan pergerakan. Karya tari ini bertipe dramatik dengan mode penyajian simbolik.. Penawaran warna baru dalam tari kreasi kekinian melayu serta memperoleh keyakinan akan kekayaan kreativitas sendiri, dalam melihat peluang yang ada dari suatu tradisi, menjadi hal yang penting dalam proses penciptaan karya ini. |
format |
Tugas Akhir |
author |
IRAWAN, Pebri |
author_facet |
IRAWAN, Pebri |
author_sort |
IRAWAN, Pebri |
title |
Membatas |
title_short |
Membatas |
title_full |
Membatas |
title_fullStr |
Membatas |
title_full_unstemmed |
Membatas |
title_sort |
membatas |
publisher |
FSP ISI Yk. |
publishDate |
2019 |
url |
http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=41770 |
_version_ |
1741201527423369216 |