Reaktualisasi Kesenian Kawasaran dalam Masyarakat Desa Sonder

Kawasaran merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan rakyat Sonder. Kesenian ini mengalami dekadensi sejak awal abad ke-19, sehingga mengalami kevakuman. Kesenian kawasaran mendapat stigma negatif dari masyarakat Kristen di desa Sonder karena dianggap bertentangan dengan ajaran kekristenan. Para p...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: KUNDIMAN, Ryan Sean
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: PPS ISI Yogyakarta 2019
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=41811
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
id isilib-41811
record_format oai_dc
spelling isilib-418112020-04-15T13:54:52Z Reaktualisasi Kesenian Kawasaran dalam Masyarakat Desa Sonder KUNDIMAN, Ryan Sean kesenian kawasaran PPS ISI Yogyakarta 2019 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=41811 TES/MB/Kun/r/2019 Kawasaran merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan rakyat Sonder. Kesenian ini mengalami dekadensi sejak awal abad ke-19, sehingga mengalami kevakuman. Kesenian kawasaran mendapat stigma negatif dari masyarakat Kristen di desa Sonder karena dianggap bertentangan dengan ajaran kekristenan. Para pelaku kawasaran dianggap sebagai orang jahat, liar dan tidak memiliki adab. Sebelum menjadi kesenian, kawasaran merupakan pasukan perang di desa Sonder. Ketika berperang, mereka membunuh lawan tanpa belas kasihan. Kepala lawan menjadi incaran utama untuk dipenggal, sebagai tanda kemenangan dalam peperangan. Di luar pandangan tersebut, ada upaya dari organisasi KawasaranSumonder reborn untuk menghidupkan kembali kesenian tersebut. Dalam proses menghidupkan kembali, kesenian tersebut dipentaskan dalam pentahbisan gedung Gereja Katolik di desa Sonder. Pergesekan yang terjadi merupakan hal yang tidak biasa, karena sebuah kesenian yang dianggap negatif oleh masyarakat Kristen, justru mendapat bagian dalam sebuah prosesi pentahbisan gedung Gereja. Melalui studi kasus, penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori dari Kuntowijoyo yang mengatakan bahwa kontribusi seni pertunjukan dapat dilihat bagaimana sebuah kesenian berperan sebagai sosialisasi dansolidaritas. Smiers juga mengatakan, sebagai warisan budaya masa lalu sebuah kesenian dipercaya masih menyimpan keindahan yang senantiasa memberi inspirasi dan stimulus bagi pengembangan budaya selanjutnya. Chung Ho dalam konteks politik kebudayaan mengakatan, seni merupakan unsur penting dalam membangun sebuah identitas, baik melalui kesadaran masyarakat atau di luar masyarakat itu sendiri. Teori-teori tersebut digunakan untuk membedah dan mencari tahu kontribusi dari kesenian kawasaran pada saat ini, juga menelaah perkembangannya, yang dan mengkaji latar belakang dihidupkannya kembali kesenian tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, kawasaran seringmengalami pasang surut akibat benturan dengan modernisasi dan upaya Kristenisasi. Namun demikian, kesenian tersebut masih memberi kontribusi berupa nilai-nilai pendidikan dalam membentuk karakter dan jati diri masyarakat Sonder. Tujuan utama dihidupkanya kembali kawasaran merupakan sebuah upaya rekonstruksi identitas masyarakat Sonder yang diyakini tercermin melalui nilai-nilai spiritual yang ada dalam kesenian kawasaran.Kata Kunci: kawasaran, sonder, politik kebudayaan, identitas. Yogyakarta viii+48 hal.; ilus.; bib.; 30 cm NONE http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic kesenian kawasaran
NONE
spellingShingle kesenian kawasaran
NONE
KUNDIMAN, Ryan Sean
Reaktualisasi Kesenian Kawasaran dalam Masyarakat Desa Sonder
description Kawasaran merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan rakyat Sonder. Kesenian ini mengalami dekadensi sejak awal abad ke-19, sehingga mengalami kevakuman. Kesenian kawasaran mendapat stigma negatif dari masyarakat Kristen di desa Sonder karena dianggap bertentangan dengan ajaran kekristenan. Para pelaku kawasaran dianggap sebagai orang jahat, liar dan tidak memiliki adab. Sebelum menjadi kesenian, kawasaran merupakan pasukan perang di desa Sonder. Ketika berperang, mereka membunuh lawan tanpa belas kasihan. Kepala lawan menjadi incaran utama untuk dipenggal, sebagai tanda kemenangan dalam peperangan. Di luar pandangan tersebut, ada upaya dari organisasi KawasaranSumonder reborn untuk menghidupkan kembali kesenian tersebut. Dalam proses menghidupkan kembali, kesenian tersebut dipentaskan dalam pentahbisan gedung Gereja Katolik di desa Sonder. Pergesekan yang terjadi merupakan hal yang tidak biasa, karena sebuah kesenian yang dianggap negatif oleh masyarakat Kristen, justru mendapat bagian dalam sebuah prosesi pentahbisan gedung Gereja. Melalui studi kasus, penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori dari Kuntowijoyo yang mengatakan bahwa kontribusi seni pertunjukan dapat dilihat bagaimana sebuah kesenian berperan sebagai sosialisasi dansolidaritas. Smiers juga mengatakan, sebagai warisan budaya masa lalu sebuah kesenian dipercaya masih menyimpan keindahan yang senantiasa memberi inspirasi dan stimulus bagi pengembangan budaya selanjutnya. Chung Ho dalam konteks politik kebudayaan mengakatan, seni merupakan unsur penting dalam membangun sebuah identitas, baik melalui kesadaran masyarakat atau di luar masyarakat itu sendiri. Teori-teori tersebut digunakan untuk membedah dan mencari tahu kontribusi dari kesenian kawasaran pada saat ini, juga menelaah perkembangannya, yang dan mengkaji latar belakang dihidupkannya kembali kesenian tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, kawasaran seringmengalami pasang surut akibat benturan dengan modernisasi dan upaya Kristenisasi. Namun demikian, kesenian tersebut masih memberi kontribusi berupa nilai-nilai pendidikan dalam membentuk karakter dan jati diri masyarakat Sonder. Tujuan utama dihidupkanya kembali kawasaran merupakan sebuah upaya rekonstruksi identitas masyarakat Sonder yang diyakini tercermin melalui nilai-nilai spiritual yang ada dalam kesenian kawasaran.Kata Kunci: kawasaran, sonder, politik kebudayaan, identitas.
format Tugas Akhir
author KUNDIMAN, Ryan Sean
author_facet KUNDIMAN, Ryan Sean
author_sort KUNDIMAN, Ryan Sean
title Reaktualisasi Kesenian Kawasaran dalam Masyarakat Desa Sonder
title_short Reaktualisasi Kesenian Kawasaran dalam Masyarakat Desa Sonder
title_full Reaktualisasi Kesenian Kawasaran dalam Masyarakat Desa Sonder
title_fullStr Reaktualisasi Kesenian Kawasaran dalam Masyarakat Desa Sonder
title_full_unstemmed Reaktualisasi Kesenian Kawasaran dalam Masyarakat Desa Sonder
title_sort reaktualisasi kesenian kawasaran dalam masyarakat desa sonder
publisher PPS ISI Yogyakarta
publishDate 2019
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=41811
_version_ 1741201535054905344