Gagasan Persatuan Etnis Dayak: Masa pergerakan nasional dan pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah (1905-1960)
Gagasan tentang perdamaian dan persatuan sub-subetnis dayak di Kalimantan, pada awalnya dilatarbelakangi oleh adanya adat mengayau, saling membunuh. Tradisi ini terjadi dalam perang antar etnis. Peristiwa Tumbang Anoi pada tahun 1894 menjadi titik kebangkitan etnis Dayak untuk menjaga persatuan di a...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Partitur/Praktek Musik |
Language: | Indonesian |
Published: |
Media Jaya Abadi
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=42298 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Gagasan tentang perdamaian dan persatuan sub-subetnis dayak di Kalimantan, pada awalnya dilatarbelakangi oleh adanya adat mengayau, saling membunuh. Tradisi ini terjadi dalam perang antar etnis. Peristiwa Tumbang Anoi pada tahun 1894 menjadi titik kebangkitan etnis Dayak untuk menjaga persatuan di antara subetnis Dayak yang berjumlah 405 sub-subetnis kecil. Gagasan persatuan ini muncul untuk mengangkat derajat dan martabat etnis Dayak sendiri, tanpa membedakan etnis, agama maupun golongan. Cita-cita yang terkandung dalam pemikiran atau ide untuk bersatu tersebut kemudian diwujudkan oleh tokoh-tokoh Dayak yang hidup pada masa selanjutnya, seperti Hausman Baboe. George Obus dan Tjilik Riwut. Buku ini merupakan kumpulan tulisan yang awal niatnya adalah keprihatinan terhadap para tokoh Dayak Kalimantan Tengah yang telah berjuang dengan nyawa bagi bangsa dan negara tetapi belum mendapatkan penghargaan yang sewajarnya. Di dalamnya membahas bagaimana gagasan atau pemikiran yang dicetuskan oleh para tokoh tersebut, pengaruhnya terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat dan bagaiman latar belakang kondisi sosial dan budaya berpengaruh terhadap perubahan. |
---|