Ang - Ah
Ang-Ah merupakan judul karya tari ini. Kedua aksara suci Ang dan Ah ini merupakan dua kesatuan yang berbeda atau bertentangan, oleh sebab itu aksara suci ini disebut pula rwa bhineda. Dalam tubuh manusia aksara Ang bertempat di mata kanan dan aksara Ah bertempat di mata kiri. Jika kedua aksara bersa...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
Jur. Tari FSP ISI Yk.
2020
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=42465 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
isilib-42465 |
---|---|
record_format |
oai_dc |
spelling |
isilib-424652020-07-24T15:45:10Z Ang - Ah GITA, I Gusti Ngurah Krisna Rwa Bhineda Tari Baris Goak Jur. Tari FSP ISI Yk. 2020 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=42465 ST.PCT/Git/a/2020 Ang-Ah merupakan judul karya tari ini. Kedua aksara suci Ang dan Ah ini merupakan dua kesatuan yang berbeda atau bertentangan, oleh sebab itu aksara suci ini disebut pula rwa bhineda. Dalam tubuh manusia aksara Ang bertempat di mata kanan dan aksara Ah bertempat di mata kiri. Jika kedua aksara bersatu dan dapat dikendalikan dengan baik maka aksara Ang dan Ah akan menjadi aksara A-Kara yangbersthana atau bertempat di kening. Penyatuan Ang dan Ah menjadi A-kara merupakan simbol dari berhasilnya penyatuan yang harmonis dalam konsep rwabhineda. Penata mencoba menginterpretasikan konsep rwa bhineda yang dipersepsikan oleh kaki Dahan Kopeng untuk diekspresikan ke dalam sebuah karya tari . Tokoh Ki Mangku Pucang dalam pertunjukan sakral tari Baris Goak menjadi refleksi bagi penata,sebagai manusia yang mencoba melaksanakan pengendalian terhadap sifat baik dan sifat buruk untuk mencapai keseimbangan yang harmonis. Gerak yang diolah dalam karya tari ini berpijak pada gerak-gerak tari tradisi Bali karakter putra seperti malpal, ngoyod piles, nyogroh, ngopak lantang, ngoyodngunde, sledet. Beberapa motif gerak dari tari Baris Goak di antaranya ngingsah kirikanan, ngingsah maju , dan ngadeg yang digunakan sebagai motif dasar dalam garapan ini. Pengembangan motif-motif gerak tari tradisi ini diarahkan untuk mendapatkan materi gerak yang dapat mengekspresikan karakter gerak yang saling berlawanan, mewakili makna konsep rwa bhineda. Selain melalui gerak, warna busana yang didominasi putih, hitam, dan poleng juga dimaksudkan sebagai presentasi dari dua unsur yang berbeda dan menyatu saling melengkapi membentuk harmoni. Yogyakarta xiv, 114 hal.: ilus.: lamp.; 30 cm NONE http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png |
institution |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
collection |
Perpustakaan Yogyakarta |
language |
Indonesian |
topic |
Rwa Bhineda Tari Baris Goak NONE |
spellingShingle |
Rwa Bhineda Tari Baris Goak NONE GITA, I Gusti Ngurah Krisna Ang - Ah |
description |
Ang-Ah merupakan judul karya tari ini. Kedua aksara suci Ang dan Ah ini merupakan dua kesatuan yang berbeda atau bertentangan, oleh sebab itu aksara suci ini disebut pula rwa bhineda. Dalam tubuh manusia aksara Ang bertempat di mata kanan dan aksara Ah bertempat di mata kiri. Jika kedua aksara bersatu dan dapat dikendalikan dengan baik maka aksara Ang dan Ah akan menjadi aksara A-Kara yangbersthana atau bertempat di kening. Penyatuan Ang dan Ah menjadi A-kara merupakan simbol dari berhasilnya penyatuan yang harmonis dalam konsep rwabhineda. Penata mencoba menginterpretasikan konsep rwa bhineda yang dipersepsikan oleh kaki Dahan Kopeng untuk diekspresikan ke dalam sebuah karya tari . Tokoh Ki Mangku Pucang dalam pertunjukan sakral tari Baris Goak menjadi refleksi bagi penata,sebagai manusia yang mencoba melaksanakan pengendalian terhadap sifat baik dan sifat buruk untuk mencapai keseimbangan yang harmonis. Gerak yang diolah dalam karya tari ini berpijak pada gerak-gerak tari tradisi Bali karakter putra seperti malpal, ngoyod piles, nyogroh, ngopak lantang, ngoyodngunde, sledet. Beberapa motif gerak dari tari Baris Goak di antaranya ngingsah kirikanan, ngingsah maju , dan ngadeg yang digunakan sebagai motif dasar dalam garapan ini. Pengembangan motif-motif gerak tari tradisi ini diarahkan untuk mendapatkan materi gerak yang dapat mengekspresikan karakter gerak yang saling berlawanan, mewakili makna konsep rwa bhineda. Selain melalui gerak, warna busana yang didominasi putih, hitam, dan poleng juga dimaksudkan sebagai presentasi dari dua unsur yang berbeda dan menyatu saling melengkapi membentuk harmoni. |
format |
Tugas Akhir |
author |
GITA, I Gusti Ngurah Krisna |
author_facet |
GITA, I Gusti Ngurah Krisna |
author_sort |
GITA, I Gusti Ngurah Krisna |
title |
Ang - Ah |
title_short |
Ang - Ah |
title_full |
Ang - Ah |
title_fullStr |
Ang - Ah |
title_full_unstemmed |
Ang - Ah |
title_sort |
ang - ah |
publisher |
Jur. Tari FSP ISI Yk. |
publishDate |
2020 |
url |
http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=42465 |
_version_ |
1741201659231469568 |