Fenomena Damdam Birahi di Keraton Berau Kalimantan Timur

Teori – teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah Bordieu tentang teori Arena dan Modal Kapital sebagaimana digunakan untuk mengidentifikasi faktor faktor penyebab musik keraton tidak lagi eksis saat ini. Selain itu juga digunakan teori dari meriam untuk melihat meungkapkan perilah...

Full beskrivning

Sparad:
Bibliografiska uppgifter
Huvudupphovsman: SETIYAWAN, Muhammad Budhi
Materialtyp: Tugas Akhir
Språk:Indonesian
Publicerad: PPS ISI Yogyakarta 2020
Ämnen:
Länkar:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=42774
Taggar: Lägg till en tagg
Inga taggar, Lägg till första taggen!
PINJAM
Beskrivning
Sammanfattning:Teori – teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah Bordieu tentang teori Arena dan Modal Kapital sebagaimana digunakan untuk mengidentifikasi faktor faktor penyebab musik keraton tidak lagi eksis saat ini. Selain itu juga digunakan teori dari meriam untuk melihat meungkapkan perilah bagaimana musik keraton dimaknai oleh kesultanan Berau. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek penelitian adalah musik keraton Berau. data yang dianalisis adalah data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tidak berkembang dan populernya musik keraton di Berau dikarenakan tidak adanya modal kapital Ekonomi, Modal Kapital Budaya, dan Modal Kapital sosial yang cukup. Keraton yang seharusnya menjadi modal kapital budaya dan sosial yang utama sekarang sudah tidak ada lagi. Hilangnya Keraton sebagai modal utama agar musik keraton Berau tetap eksis menjadi salah satu penyebab utama tidak eksisnya musik keraton Berau saat ini.Modal kapital ekonomi yang menjadi permasalahan utama dalam perkembangan musik keraton Berau. Keraton tidak lagi memiliki income atau sumber daya yang dapat menghasilnya uang untuk menjalankan segala aktifitas budayanya, termasuk musik didalamnya. Kurangnya kerjasama yang baik antara keraton dan pemerintah daerah sebagai pemberi modal menjadikan musik keraton tidak bisa dimainkan karena tidak adanya biaya operasional. Keraton memaknai musik keraton sebagai hal yang harus ada dan tetap harus dilestarikan sebagai modal budaya keraton, sehingga perlu di lakukan tindakan preservasi terhadap musik keraton tersebut