Eksperimentasi Ritme Pilemburan Melalui Wacana Alih Wahana dalam Penciptaan Pakusarakan Kuring
Penciptaan karya Pakusarakan Kuring (tanah kelahiran) ini dimaksudkan untuk menjawabtantangan bagaimana melakukan pengembangan seni Karawitan dengan melakukan penelitian senibudaya dan eksperimentasi ritme yang berasal dari bebunyian Pilemburan (desa). BebunyianPilemburan mempunyai kekhasan dan bera...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
Program Pascasarjana ISI Yogyakarta
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=42946 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penciptaan karya Pakusarakan Kuring (tanah kelahiran) ini dimaksudkan untuk menjawabtantangan bagaimana melakukan pengembangan seni Karawitan dengan melakukan penelitian senibudaya dan eksperimentasi ritme yang berasal dari bebunyian Pilemburan (desa). BebunyianPilemburan mempunyai kekhasan dan berasal dari aktivitas sosial budaya masyarakat desa. Bebunyianini bisa saja berasal dari mainan anak, hingga alat pertukangan/ pertanian. Eksperimentasi ritmedilakukan berdasar pertimbangan bahwa Karawitan sebagai seni tradisi mempunyai aturan kuat yangbiasanya disebut pakem, namun waditra (instrumen Karawitan) sebenarnya bisa dimainkan secara bebasdiluar pakem. Hal ini mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok musik (band) yang menggabungkaninstrumen musik dengan waditra, namun kelompok-kelompok ini memberlakukan waditra hanyasebagai pengisi/penyerta tidak sebagai lead. Pakusarakan Kuring menggunakan hasil penelitian senibudaya desa sebagai pertimbangan penyusunan dalam penciptaannya terutama pada pola pembagianwaktu dan nilai-nilai budaya desa.Penciptaan karya ini bersumber pada konsep alih wahana dari yang lama menjadi wahana yangbaru, melalui eksplorasi elemen musikalnya. Alih wahana dalam karya ini dapat dilakukan karenaadanya hubungan antar media baik dalam artian sebagai alat ataupun gagasan.Metode penelitian dalam penciptaan ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatifberdasarkan studi pustaka dan dioperasionalkan melalui metode eksperimen. Data-data yangdikumpulkan terdiri dari pola ritme berbagai sumber bunyi baik yang konvensional maupun nonkonvensional.Pada kehidupan keseharian, masyarakat dusun Ciburulung masih menjalankan nilai-nilai tradisiSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudiandijadikan inspirasi dalam membuat bagian-bagian pada komposisi karya Pakusarakan Kuring (Bihari,Kamari Kiwari). Kesenian desa yang ada biasanya dipagelarkan pada acara budaya yang berbasisbudaya pertanian. Bebunyian desa dapat dijadikan sumber ide terutama dipersoalan ritme pada bunyiyang pada saat tahapan pembentukan dicoba untuk digantikan dengan padanan bunyi waditra, sehinggamendapatkan kesan ritme karawitan yang baru.Penciptaan yang telah dilakukan menunjukan bahwa dalam mengembangkan seni karawitan dapatmenggunakan sumber bunyi dari apapun untuk pengelolaan ritme, sehingga dapat menjadi sebuah ritmebaru. Pakem seni tradisi bukan berarti dilupakan namun tetap dijadikan dasar untuk mempertimbangkankebaruan. Penciptaan yang berangkat dari kegelisahan (individual) dapat mendorong tumbuhnyapemikiran kritis pada pencipta, sehingga memudahkan mencari padanan/ kesamaan dalam prosespenciptaan. |
---|