Kajian Musikologis Senandung Adat Ipi Lete Di Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur

Senandung adat Ipi Lete merupakan salah satu senandung dari suku Buna’. Frekuensi waktu untuk menyanyikan senandung ini sudah tak sebanyak dulu lagi. Selain itu, akses informasi mengenai senandung ini juga semakin sulit diperoleh dikarenakan kurangnya informan mengenai senandung ini. Perlu adanya pe...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SAIK, Christine Bernadette Kurnia
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSP ISI Yk. 2020
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=43047
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Senandung adat Ipi Lete merupakan salah satu senandung dari suku Buna’. Frekuensi waktu untuk menyanyikan senandung ini sudah tak sebanyak dulu lagi. Selain itu, akses informasi mengenai senandung ini juga semakin sulit diperoleh dikarenakan kurangnya informan mengenai senandung ini. Perlu adanya pendokumentasian terhadap senandung ini agar tidak hilang dan agar akses informasi mengenai senandung ini lebih mudah diperoleh. Hal inilah yang melatarbelakangi pemilihan judul karya tulis ilmiah ini. Terdapat masalah utama yang akan dikaji dalam karya tulis yakni Struktur senandung ini beserta elemen musik pendukungnya. Fokus kajian mengenai senandung Ipi Lete tidak terlepas dari latar belakang sejarah senandung dan makna senandung bagi masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan musikologis sebagai pendekatan utama dan pendekatan etnografi sebagai pendekatan pendukung. Senandung adat Ipi Lete merupakan bentuk kegembiraan dan rasa syukur atas panenan yang merupakan manifestasi dalam keseharian (Mon Le Gie) berkenaan dengan hal ikhwal menyangkut pangan (A Gua). Senandung ini tercipta dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan adat masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukan aspek-aspek musikologis yang terdapat di dalamnya antara lain yakni menggunakan tangga nada tritonik, memiliki ritme yang bebas, terususun atas melodi neumatis, sebagian kecil silabis dengan tipe melodi logogenik. Senandung ini terdiri atas tiga kalimat utama. Masyarakat setempat terbiasa menggunakan register chest voice dalam menyanyikan senandung ini. Dalam senandung ini terselip nilai rasa syukur kepada sang pencipta yang tergambar dalam kebersamaan sesama masyarakat.