Split-Screen Pada Film Pendek Tentang Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kalimantan Barat
Teknik layar terbagi atau split-screen merupakan salah satu cara dalam penyuntingan gambar film, dengan menggunakan teknik tersebut sebuah gambar dapat di bagi menjadi beberapa layar, dengan isu kebakaran hutan dan lahan yang ada di provinsi Kalimantan Barat, film ini menciptakan ruang dan waktu dar...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Partitur/Praktek Musik |
Language: | Indonesian |
Published: |
PPS ISI Yogyakarta
2020
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=43093 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Teknik layar terbagi atau split-screen merupakan salah satu cara dalam penyuntingan gambar film, dengan menggunakan teknik tersebut sebuah gambar dapat di bagi menjadi beberapa layar, dengan isu kebakaran hutan dan lahan yang ada di provinsi Kalimantan Barat, film ini menciptakan ruang dan waktu dari dua layar yang dibagi. Di film pendek ini menceritakan kehidupan seorang peladang yang lekat dengan pembakar lahan dan seorang TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang ikut serta memadamkan api saat terjadi kebakaran lahan, dibalut secara ikatan keluarga antara ayah dan anak. Diselaraskan dengan penggunaan teknik split-screen atau layar terbagi dalam mengintegrasikan dan mengontraskan informasi filmis dari adegan yang berbeda, dalam kasus film “Balalek One Place, Different Space”, tentang isu kebakaran hutan dan lahan. Hasil dari penciptaan film dengan teknik ini, menemukan bahwa dalam mengontraskan dan mengintegrasikan informasi film, dapat menggunakan (1) penataan cerita (2) penataan gambar (3) penataan suara (4) penataan penyuntingan (5) penataan mise-en-scene. Selain membagi layar dengan gambar di film ini, dapat menciptakan layar terbagi dengan bantuan warna, posisi suara, komposisi gambar, adegan kedua karakter dan artistik di film. Kata Kunci : Layar Terbagi, Kebakaran Hutan dan Lahan, Film Pendek |
---|