Membaca Praktik Negosiasi Seniman Perempuan dan Politik Gender Orde Baru
Saya kira 1970an akhir dan 1980an menjadi sebuah periode yang menarik terutama karena kekuatan OrdeBaru yang sangat kuat dalam hal stabilisasi politik dan ekonomi.Melalui Garis Besar Haluan Negara, sebuah visi politik ekonomi diciptakan, dan diorganisir secara masif melalui berbagai jenis propaganda...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Buku Teks |
Language: | Indonesian |
Published: |
Creative Commons Atrbusi
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=43231 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Saya kira 1970an akhir dan 1980an menjadi sebuah periode yang menarik terutama karena kekuatan OrdeBaru yang sangat kuat dalam hal stabilisasi politik dan ekonomi.Melalui Garis Besar Haluan Negara, sebuah visi politik ekonomi diciptakan, dan diorganisir secara masif melalui berbagai jenis propaganda. Secara umum, gerakan sipil dijauhkan dari politik, termasuk gerakan perempuan. Dari gerakan yang progresif seperti Gerwani pada 1960an, pemikiran perempuan dijinakkan dan dimasukkan dalamsangkar domestik melalui Dharma Wanita dan PKK. Di sisi yang lain,bekerja dalam bidang seni, saya tertarik untuk melihat bagaimanapropaganda dan ideologi developmentalisme Orde Baru mempengaruhi dinamika seni (rupa), terutama dalam konteks gender. |
---|