Lebur Sangkya

Lebur Sangkya merupakan judul karya tari, yang bersumber dari babad Dalem Sidakarya. Lebur Sangkya ini adalah marahnya brahmana Sangkya yang diusir oleh saudaranya sendiri yaitu Dalem Waturenggong dan Dhang Hyang Nirata. Pengusiran brahmana Sangkya, karena beliau berpenampilan lusuh, dekil dan kotor...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: TRIYUDA, I Nyoman Agus
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: Jur. Tari FSP ISI Yk. 2020
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=43359
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Lebur Sangkya merupakan judul karya tari, yang bersumber dari babad Dalem Sidakarya. Lebur Sangkya ini adalah marahnya brahmana Sangkya yang diusir oleh saudaranya sendiri yaitu Dalem Waturenggong dan Dhang Hyang Nirata. Pengusiran brahmana Sangkya, karena beliau berpenampilan lusuh, dekil dan kotor sehingga Dalem Waturenggong tidak mengakui brahmana Sangkya sebagai saudara. Hasil Perbuatan dari Dalem Waturenggong menyebabkan brahmana Sangkya marah dan mengeluarkan kutukan (pastu) terhadap upacara yang diselenggarakan oleh Dalem Waturenggong. Pastu yang dikeluarkan oleh brahmana Sangkya mengakibatkan jagat Bali mengalami musibah (Grubug). Alam menjadi rusak, binatang sakit dan mati, serta hubungan masyarakat tidak harmonis, hanya brahmana Sangkya yang dapat mengembalikan keadaan seperti sedia kala. Permohonan maaf Dalem Waturenggong diterima, brahmana Sangkya pun menghilangkan segala kutukan dan brahmana Sangkya diberi gelar Dalem Sidakarya. Pola gerak yang digunakan dalam karya ini adalah dikembangkan dari gerakgerak tradisi Bali karakter putra bebarisan yaitu, agem dan ngaed. Motif-motif tradisi tersebut akan dikembangkan guna mendapatkan suatu motif-motif baru yang dapat mengekspresikan atau menyampaikan karakter kekuatan bhuta kala serta simbolsimbol yang lainnya dan penata menggunakan permainana pergantian busana dan properti kain serta plastik bening untuk memperkuat simbol dari penolakan. Koreografi ini dilakukan oleh enam orang penari laki-laki. Pada setaip adegan tidak semua penari yang hadir dipanggung, tetapi hanya menghadirkan kelompok kecil 5 orang penari. Musik yang digunakan pada karya tari ini adalah iringan musik MIDI dan gamelan Live langsung dengan instrumen gamelan Bali Gong Kebyar.