Ngelana
Judul yang diambil dalam karya tari ini adalah Ngelana, memiliki kata dasar adalah kelana yang berarti adalah suatu bentuk pengembaraan, pengembaraan yang diambil adalah hatinya yang berkembara kemana-mana selalu membayangkan Dewi Sekartaji sehingga dapat disebut dengan Gandrung. Gandrung adalah sua...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
Jur. Tari FSP ISI Yk.
2020
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=43425 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Judul yang diambil dalam karya tari ini adalah Ngelana, memiliki kata dasar adalah kelana yang berarti adalah suatu bentuk pengembaraan, pengembaraan yang diambil adalah hatinya yang berkembara kemana-mana selalu membayangkan Dewi Sekartaji sehingga dapat disebut dengan Gandrung. Gandrung adalah suatu perasaan ingin memiliki yang sanggat tinggi. Tokoh Klana Sewandana adalah seorang raja dari negara Bantarangin yang memiliki banyak prajurit. Kisah tesebut terdapat dalam epos cerita Jawa yaitu kisah Panji. Kisah dari percintaan Prabu Klana Sewandana Menjadi inspirasi dari pembentukan karya ini. Awal ketertarikan terhadap tokoh ini adalah dari penata sering membawakan tokoh tersebut dan akhirnya dapat mengetahui bagaimana watak dan sifatnya tokoh tersebut. Di Yogyakarta terdapat tarian tunggal dengan tokoh Klana Sewandana yaitu tari Klana Topeng, terdapat gerakan hasil dari eksplorasi yaitu, Tendangan Wiron, Obah Lambung, pondongan, belaian, dan melamun. Karakter Klana Sewandana yang gagah, keras, dan kuat serta kesungguhan hatinya untuk mendapatkan Dewi Sekartaji. Sifat dan Kesungguhan itulah yang dijadikan spirit dan semangat tersendiri dalam proses atau pengekspresian disetiap geraknya. Koreografi dalam karya ini merupakan koreografi kelompok dengan menggunakan empat penari laki-laki dan satu penari perempuan. Keempat penari laki-laki menggambarkan hawa nafsu yang berjumlah empat. Pencarian gerak dalam karya ini menggunaka metode eksplorasi, improvisasi, komposisi, dan evaluasi. Terdapat empat adegan dalam karya ini, adegan awal adalah introduksi di gambarkan dengan kegelisahan Klana Sewandana yang selalu terbayang Sekartaji. adegan satu adalah bagian kiprah, yaitu dengan kesungguhan Klana Sewandana untuk mendapatkan Sekartaji. Adegan dua yaitu bagian yang mengulas menggenai aspek-aspek gandrung, seperti membelai, melamun, Pondongan. Adegan tiga adalah kewuyungan dari Klana Sewandana karena tidak dapat memiliki Sekartaji. Melalui karya ini diharapkan semua yang menonton dapat mengetahui sedikit kisah cerita epos Panji khususnya pada tokoh Klana Sewandana. |
---|