Gaya Androgini Sebagai Ide Penciptaan Tata Rias Dalam Pementasan Cinderella Karya Nigel Holmes

Gaya androgini merupakan ekspresi gender yang tidak lepas dari cara seseorang berpenampilan. Penampilan dalam hal ini melingkupi gaya berpakaian, gaya rambut dan tata rias yang membiaskan karakter maskulin dan feminin pada saat yang bersamaan. Penampilan tersebut juga dapat menjadi penanda identitas...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: TAFTAZANI, Juraiz
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta 2020
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=43614
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Gaya androgini merupakan ekspresi gender yang tidak lepas dari cara seseorang berpenampilan. Penampilan dalam hal ini melingkupi gaya berpakaian, gaya rambut dan tata rias yang membiaskan karakter maskulin dan feminin pada saat yang bersamaan. Penampilan tersebut juga dapat menjadi penanda identitas karakter. Naskah Cinderella karya Nigel Holmes memiliki karakter unik yang dapat dikembangkan ke dalam konsep androgini dengan media tata rias. Jenis tata rias yang digunakan adalah stylized make-up dengan menonjolkan unsur warna dan bentuk riasan. Proses penciptaannya dilakukan dengan menganalisa karakter menggunakan konsep ketaksadaran kolektif Carl G. Jung, mengenai arketip anima-animus, dan dikaji menggunakan teori queer Judith Butler. Tahap berikutnya yakni mentransformasikan rancangan ke lembar make-up chart, untuk kemudian dieksplorasi dan dieksekusi sebagai bentuk pementasan teater. Penciptaan tata rias dengan gaya androgini dalam pementasan Cinderella karya Nigel Holmes ini menyimpulkan bahwa setiap karakter memiliki sisi maskulin dan feminin yang sewaktu-waktu dapat muncul sebagai penanda identitas.