Falsafah Yogyakarta Hamemayu Wahyuning Bawono Dalam Integrasi Struktural Pada Batik dengan gaya

Penciptaan karya seni ini berasal dari rasa ketertarikan pada sebuah hadist yang selaras dengan upacara yang diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta. Upacara itu bertujuan mendoakan keselamatan sultan, keluarga, dan rakyat Yogyakarta pada umumnya. Upacara yang diselenggarakan merepresentasikan falsa...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: IRSYAD, Mukhammad
Format: Tugas Akhir
Published: FSR ISI Yogyakarta 2020
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=43721
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Penciptaan karya seni ini berasal dari rasa ketertarikan pada sebuah hadist yang selaras dengan upacara yang diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta. Upacara itu bertujuan mendoakan keselamatan sultan, keluarga, dan rakyat Yogyakarta pada umumnya. Upacara yang diselenggarakan merepresentasikan falsafah Hamemayu Hayuning Bawono. Upacara tersebut akan di eksplorasi dan dikembangkan dengan daya imajinasi serta kreativitas sehingga tercipta sebuah karya seni batik yang unik. Metode pendekatan yang digunakan dalam penciptaan ini adalah pendekatan integrasi struktural dan pendekatan estetika. Metode yang digunakan dalam penciptaan ini adalah metode penciptaan Prof. SP. Gustami, sehingga dengan demikian menjadikan karya yang tidak hanya berbobot secara visual namun juga secara konseptual. Teknik yang digunakan adalah teknik pewarnaan celup, teknik batik tulis, dan teknik batik cap berbahan kertas. Karya yang diciptakan berupa tiga macam karya. Pertama tiga buah karya berbentuk panel, terbuat dari teknik batik cap kertas dan pewarnaan celup. Proses pewarnaan terdiri dari tiga kali celup, warna biru dan dua tahap warna coklat. Karya ini mengunakan konsep selarasnya hadist dengan tempat upacara. Kedua ada tiga karya berbentuk kain panjang. Teknik pengerjaan batik tulis dan ada satu karya yang dikombinasikan dengan batik cap. Karya ini bersumber dari ubarampe di ketiga upacara yang diambil menjadi motif yaitu sekar layon, apem, dan kembang setaman. Ketiga ada dua karya berbentuk selendang. Karya selendang pertama gabungan dari motif karya panel, karya selendang kedua gabungan dari tiga motif di karya kain panjang. Teknik yang digunakan pewarnaan tutup celup. Warna coklat berasal dari zat naptol soga 91 yang di aplikasikan secara pencelupan. Warna coklat bergradasi menjadikan bentuk kelopak bunga memiliki kedalaman warna.