Bentuk Penyajian Tari Piriang Lampu Togok di Daerah Gurun Bagan Kelurahan VI Suku Kota Solok Sumatera Barat.
Penelitian ini menggali perubahan bentuk penyajian Tari Piriang Lampu Togok di daerah Gurun Bagan Kelurahan VI Suku Kota Solok. Tari Piriang Lampu Togok ini ada sejak tahun 1956, dimana pada saat itu masyarakat Nagari Gurun Bagan mencipakan tarian dalam bentuk gerakan tari Randai yaitu gerak-gerak r...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
FSP ISI Yogyakarta
2020
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=44050 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penelitian ini menggali perubahan bentuk penyajian Tari Piriang Lampu Togok di daerah Gurun Bagan Kelurahan VI Suku Kota Solok. Tari Piriang Lampu Togok ini ada sejak tahun 1956, dimana pada saat itu masyarakat Nagari Gurun Bagan mencipakan tarian dalam bentuk gerakan tari Randai yaitu gerak-gerak randai yang telah diubah dalam bentuk tari, yang dirangkai menjadi satu gerakan tari sehingga terbentuklah tari Pririang Lampu Togok. Dari awal kemunculannya hingga saat ini tari Piriang Lampu Togok mengalami beberapa perubahan secara sosial, begitu pula dengan gerak, musik, busana, serta properti yang digunakan dalam tari Piriang Lampu Togok. Melijhat sejarah kemunculan Tari Piriang Lampu Togok ii awalnay ditarikan oleh kaum laki-laki dengan rantang umru tertentu. Hal inisecara harafiah mengacu kepada aturan Adat Minagkabau dimana melarang anak permpuan untuk memamerkan tubuhnya dihadapan umum. sebagai contoh, untuk jenis kesenian baik itu randai maupun dalam kesenia tari lain, bila ada peran perempuan, selalu dimainkan oleh laki-laki. Begitulah pantangannya dalam tradisi Minagkabau. Pendekatan yang dilakukan peneliti yaitu pendekatan koreografi. Beberapa faktor yang mendukung adanya perubahan saei tari Piriang Lampu Togok salah satunya adalah masyarakat memiliki peran penting atas terciptanya suatu kesenian, karena masyarakat membutuhkan adanya sebuah kesenian sebagai hiburan maupun sebagai fungssi lainnya. |
---|