Perancangan Komik Sejarah Rijsttafel: Perkembangan Budaya Makan di Jawa Masa Kolonial
Rijsttafel adalah suatu budaya yang terbentuk dari hasil akulturasi budaya bangsa inferior (pribumi Jawa) dengan bangsa superior (Belanda) pada masa kolonial. Rijsttafel berasal dari Bahasa Belanda, rijst berarti “nasi” dan tafel berarti “meja”, yang merupakan kiasan dari “hidangan”. Rijsttafel tela...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
FSR ISI Yk.
2021
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=44435 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Rijsttafel adalah suatu budaya yang terbentuk dari hasil akulturasi budaya bangsa inferior (pribumi Jawa) dengan bangsa superior (Belanda) pada masa kolonial. Rijsttafel berasal dari Bahasa Belanda, rijst berarti “nasi” dan tafel berarti “meja”, yang merupakan kiasan dari “hidangan”. Rijsttafel telah melahirkan fenomena baru dalam budaya makan masyarakat Jawa, dari kebiasaan makan pada umumnya yaitu duduk lesehan, menggunakan piring kayu atau daun pisang, dan menyuapkan makanan dengan menggunakan tangan, menjadikan budaya makan masyarakat pribumi menjadi lebih beradab, sopan dan higienis. Kurangnya pengetahuan etiket makan akan menjadi masalah jika seseorang berada pada situasi dan lingkungan sosial budaya yang menjunjung norma rijsttafel. Pentingnya pengetahuan table manner karena masih diakuinya table manner sebagai standar internasional dalam pertemuan resmi. Melalui permasalahan tersebut, dibuatlah perancangan media komik yang diharapkan dapat menjadi media alternatif dalam menyampaikan pengetahuan informasi dan edukasi khususnya pada generasi muda tentang sejarah budaya rijsttafel dengan gaya penyampaian yang berbeda dan menghibur dari buku yang sejenis. Maka itu, diperlukan penggalian data dan informasi baik dari media buku-buku (teori), karya tulis ilmiah, serta website online yang bisa dipercaya. Data, literatur, dan informasi yang terkumpul dan digali, kemudian dianalisis dengan pendekatan 5W+1H. Selanjutnya diproses ke dalam tahap perancangan media komik, yaitu bentuk gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi ke dalam alur cerita. Gaya visual yang digunakan dalam perancangan ini berusaha mengikuti selera mayoritas pembaca yang sekarang kebanyakan adalah manga. Adapun gaya ceritanya menggunakan sudut pandang keseharian yang komikal dan heartwarming sehingga pembaca seolah relateable (merasakan) dan turut serta dalam cerita. Meskipun gaya penyampaiannya menggunakan pendekatan model komik culinary pada umumnya, akan tetapi komik ini akan lebih membahas sisi sejarah budaya dan filosofinya. Diharapkan target audience menjadi lebih mudah memahami, mengedukasi, dan menginspirasi khalayak dalam hal pembiasaan etiket makan (table manner) |
---|