Wacinwa: Silang budaya Cina-Jawa Koleksi museum negeri Sonobudoyo

Museum Negeri Sonobudoyo, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan museum dengan jumlah koleksi terbanyak kedua sesudah Museum Nasional Jakarta. Salah satu koleksi yang menjadi kebanggaan dan jumlah serta jenisnya sangat beragam adalah koleksi "Wayang Cina-Jawa". Keterbatasan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: PRASETYA, Hanggar Budi
Format: Buku Teks
Language:Indonesian
Published: Museum Negeri Sonobudoyo Dinas Kebudayaan DIY 2014
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=44539
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Museum Negeri Sonobudoyo, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan museum dengan jumlah koleksi terbanyak kedua sesudah Museum Nasional Jakarta. Salah satu koleksi yang menjadi kebanggaan dan jumlah serta jenisnya sangat beragam adalah koleksi "Wayang Cina-Jawa". Keterbatasan ruang pamer Museum Sonobudoyo, membuat belum semua koleksi wayang dapat dipamerkan kepada masyarakat. Kegiatan Pameran Temporer II Museum Negeri Sonobudoyo tahun 2014 dapat menjadi wadah untuk menampilkan kekayaan koleksi wayang yang dimiliki museum. Silang Budaya Antara Cina-Jawa adalah tema dalam Pameran Temporer II Museum Negeri Sonobudoyo tahun 2014. Cina-Jawa, dua etnis yang tidak pernah berhenti saling berinteraksi. Keduanya saling mengisi dan meresapi serta yang satu tidak membuang yang lainnya. Kedua etnis ini selalu berdampingan justru karena keduanya berbeda. Dalam sejarah perubahan Jawa, sampai terjadinya "Palihan Nagari "ialah Mataram dibagi menjadi dua, yang kita kenali sebagai Kasultanan dan Kasunanan, etnis Cina menetap di dua wilayah masing-masing dan mendapat peran yang berbeda. Dari segi kebudayaan keduanya terus menjalankan apa yang sekarang kita kenal sebagai "persilangan?, bahwa kultur Jawa dan Cina saling mengisi dan menghidupi. Sejumlah persilangan antara Cina dan Jawa, khususnya di Yogyakarta salah satunya dapat dikenali melalui kesenian "Wacinwa", yaitu dari Wayang Kulit Cina- Jawa. Koleksi Wacinwa ini hanya terdapat di Museum kependekan Negeri Sonobudoyo,Yogyakarta dan di ?berlingen, Jerman. Lakon yang dimainkan dalam wayang Cina - Jawa mengambil kisah " Sie Jin Kwi Ceng Tang dan Sie Jin Kwi Ceng Se ? kisah dari legenda Tiongkok yang ceritanya menggambarkan rakyat kecil yang jujur,setia dan taat mengabdi kepada negerinya,sehingga menjadi "Senopati Perang?, bahkan sampai dianugerahi sebagai raja muda. Tata cara pertunjukan wayang kulit Cina - Jawa juga menggunakan pakem wayang kulit Jawa, seperti adanya penggunaan Kelir, Kotak, Cempolo, Kepyak, Blencong dan Gedebog Pisang.Gamelan yang mengiringi pertunjukan Wayang Cina - Jawa juga gamelan "Slendro dan Pelog ",demikian juga "Suluk " dalam pagelaran wayang purwa Jawa untuk memulai tanda pagelaran juga ada. Wayang kulit Cina- Jawa yang dirintis oleh "Gan Thwan Sing " pada tahun 1925 ini, pada tahun 1967 sudah tidak dipentaskan lagi di KelentengKelenteng ataupun tempat hajatan di Kota Yogyakarta. Karena setelah Gan Thwang Sing meninggal pada tahun 1967,tidak ada lagi dalang atau keturunannya yang menjadi penerusnya.