Transformasi Sarana Upacara Nguras Enceh Makam Raja-Raja Imogiri ke dalam Motif Batik Kain Panjang

Penulis menyebutkan bahwa Upacara Nguras Enceh merupakan salah satu upacara tradisi yang ada di Pajimatan, Girirejo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Upacara Nguras Enceh ini dilakukan setahun sekali di bulan Suro pada penanggalan Jawa. Upacara Nguras Enceh merupakan tradisi warisan leluhur untuk mengen...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: LESTARI, Tiyas Puji
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: Prodi S-1 Kriya Seni Jurusan Kriya FSR ISI Yogyakarta 2020
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=44628
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Penulis menyebutkan bahwa Upacara Nguras Enceh merupakan salah satu upacara tradisi yang ada di Pajimatan, Girirejo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Upacara Nguras Enceh ini dilakukan setahun sekali di bulan Suro pada penanggalan Jawa. Upacara Nguras Enceh merupakan tradisi warisan leluhur untuk mengenang jasa Sultan Agung dengan membersihkan benda kesayangannya yaitu enceh. Sarana upacara Nguras Enceh terdapat beberapa sesaji yang selalu disiapkan yang mengandung pesan yang tersimpan dalam simbol-simbol yang diwujudkan dalam bentuk sesajian. Sesajian yang disiapkan antara lain, ayam ingkung, kembang setaman, ketan, kolak, apem, gunungan hasil bumi, nasi gurih, jajanan pasar, dan pisang sanggan. Penulis tertarik dengan sarana sesaji pada acara Nguras Enceh dengan membuat motif batik dalam kain panjang dengan tujuan memberikan wawasan kepada generasi supaya melestarikan budaya tradisi yang ada di daerah serta dapat mengetahui dan memahami arti-arti dari simbol-simbol sesaji yang disiapkan yang mengandung banyak arti untuk kehidupan. Hasil akhir dari penciptaan karya ini berupa 8 kain panjang dengan motif sarana upacara Nguras Enceh. Karya ini mempunyai keunikan dan motif baru dengan sentuhan batik gaya pedalaman Yogyakarta.