Panji Koming kumpulan tahun 1985 - 1986

Kumpulan Panji Koming kali ini, mencoba mengintip peristia 1985 dan 1986.ari kreativitas pemerintah main ketoprak plesetan bahasa politik hingga program mercusuar citra Orde Baru, lalu membangun ekonomi sembari menambah utang. Dari meningkatkan disilin nasional sambil belajar curang hingga program m...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: BROTOATMODJO, Dwi Koendoro
Format: Buku Teks
Language:Indonesian
Published: Mizan 1999
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=44919
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Kumpulan Panji Koming kali ini, mencoba mengintip peristia 1985 dan 1986.ari kreativitas pemerintah main ketoprak plesetan bahasa politik hingga program mercusuar citra Orde Baru, lalu membangun ekonomi sembari menambah utang. Dari meningkatkan disilin nasional sambil belajar curang hingga program mencerdaskan bangsa sambi pamer kebodohan. Dan banyak lagi adalah seabrek problem yang penulis angkat. Mulai edisi ini, sengaja penulis menuliskan caption pada setiap tanggal penerbitnya. Dengan harapan hal itu dapat membawa pembaca berkilas - balik kepada peristiwa - peristiwa yang terjadi pada tahun - tahun tersebut.Ada dua jenis anak anak yang berbeda caranya dalam memahami sebuah gagasan. Jenis pertama adalah anak - anak visual dan jenis kedua adalah anak - anak auditorial. Anak - anak visual memiliki potensi memahami gagasan lebih baik bila gagasan tersebut disajikan dalam bentuk gambar. Sementara itu, anak - anak auditorial memeliki kelebihan dalam mengunyah gagasan lewat teks tertulis. Komik ini unik. Unuk di mamah oleh baik generasi yang dibesarkan lewat pembacaan visual maupun auditorial cocok. gaya tulis dan gaya lukis penulis kena untuk dua tradisi itu ataupun, malah, gabungannya. Menurut pencipta istilah lateral thinking, Edward de Bono, agar penyampaian sebuah gagasan itu efektif dan sampai ke yang di tuju secara lebih utuh, diperlukan humor. Dan komik Panji Koming ini, secara piawai, mampu menampilkan humor atau gaya ndagel itu dalam teks dan gambar sekaligus. Lewat ekspresi lucu dan kadang - kadangnyinyir dari permainan ketiga jenis "watak" ataupun penggabungannya, kita seolah - olah dibuat tidak sadar bahwa kita sesungguhnya adalah orang - orang yang sedang dijadikan "sansak hidup" untuk dipukuli bertubi - tubi oleh pelbagai masalah dan kita tidak tahu harus berbuat apa. Agak mengenaskan, memang. Tetapi, inilah hidup. Inilah realitas yang pernah kita hadapi. Jadi, komik serial ini, bisa juga berada di depan kita bagaikan cermin. Komik ini bercerita tentang keadaan kita. Komik ini menertawai kita. Bahkan, secara ekspresif, komik ini juga sedang menangisi nasib kita.