Seni Mendengarkan: Mendengar yang Tak Terucap, Memahami yang Tak Tersampaikan
Yang saya ingin ajak kepada para pembaca adalah proses refleksi diri. Dari pengalaman orang lain, mungkin kita bisa bercermin untuk lebih mampu menguliti diri sendiri: sejauh mana telinga kita bisa bersikap kooperatif dengan pikiran dan hati kita untuk mendengarkan orang lain. Kira-kira sejauh apa d...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Buku Teks |
Language: | Indonesian |
Published: |
Psikologi Corner
2021
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45089 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
isilib-45089 |
---|---|
record_format |
oai_dc |
spelling |
isilib-450892021-11-04T10:28:20Z Seni Mendengarkan: Mendengar yang Tak Terucap, Memahami yang Tak Tersampaikan SAYEKTI, Muthia Psikologi Pengembangan diri Psikologi Corner 2021 id Buku Teks http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45089 978-623-244-556-7 361.060 683 Say s Yang saya ingin ajak kepada para pembaca adalah proses refleksi diri. Dari pengalaman orang lain, mungkin kita bisa bercermin untuk lebih mampu menguliti diri sendiri: sejauh mana telinga kita bisa bersikap kooperatif dengan pikiran dan hati kita untuk mendengarkan orang lain. Kira-kira sejauh apa diri kita menyangkal bahwa ego kita lebih ingin dimenangkan untuk menjadi manusia yang enggan memahami apa yang dikatakan orang lain. Oh, atau justru kita terlalu memenangkan ego orang lain, karena menghindari konflik, dan akhirnya malah berkonflik dengan diri sendiri lalu memendam dendam. Tidak ada yang tahu, kan? Saya menulis buku ini dengan sangat berhati-hati, berusaha supaya tidak ada poros sumbu positif atau negatif. Bukan bermaksud untuk menjadi (sok) bijaksana dengan memosisikan diri sebagai penengah, tetapi saya cenderung ingin mengajak untuk mempertimbangkan dua sisi orang yang sedang berkonflik untuk kemudian tidak memberatkan salah satu pihak saja. Saya ingin memberi sebuah premis bahwa dengan mendengarkan orang lain, kita bisa menjadi lebih bijak dalam bersikap. Dengan mendengarkan, kita menyelaraskan indra kita yang lain untuk diam sejenak, karena hanya dengan itu kita dapat memahami yang tak tersampaikan. Yogyakarta http://opac.isi.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/AT.6.11.2021.jpg.jpg&width=200 ix, 149 hal. : il. ; 21 cm 361.060 683 http://opac.isi.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/AT.6.11.2021.jpg.jpg&width=200 |
institution |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
collection |
Perpustakaan Yogyakarta |
language |
Indonesian |
topic |
Psikologi Pengembangan diri 361.060 683 |
spellingShingle |
Psikologi Pengembangan diri 361.060 683 SAYEKTI, Muthia Seni Mendengarkan: Mendengar yang Tak Terucap, Memahami yang Tak Tersampaikan |
description |
Yang saya ingin ajak kepada para pembaca adalah proses refleksi diri. Dari pengalaman orang lain, mungkin kita bisa bercermin untuk lebih mampu menguliti diri sendiri: sejauh mana telinga kita bisa bersikap kooperatif dengan pikiran dan hati kita untuk mendengarkan orang lain. Kira-kira sejauh apa diri kita menyangkal bahwa ego kita lebih ingin dimenangkan untuk menjadi manusia yang enggan memahami apa yang dikatakan orang lain. Oh, atau justru kita terlalu memenangkan ego orang lain, karena menghindari konflik, dan akhirnya malah berkonflik dengan diri sendiri lalu memendam dendam. Tidak ada yang tahu, kan? Saya menulis buku ini dengan sangat berhati-hati, berusaha supaya tidak ada poros sumbu positif atau negatif. Bukan bermaksud untuk menjadi (sok) bijaksana dengan memosisikan diri sebagai penengah, tetapi saya cenderung ingin mengajak untuk mempertimbangkan dua sisi orang yang sedang berkonflik untuk kemudian tidak memberatkan salah satu pihak saja. Saya ingin memberi sebuah premis bahwa dengan mendengarkan orang lain, kita bisa menjadi lebih bijak dalam bersikap. Dengan mendengarkan, kita menyelaraskan indra kita yang lain untuk diam sejenak, karena hanya dengan itu kita dapat memahami yang tak tersampaikan. |
format |
Buku Teks |
author |
SAYEKTI, Muthia |
author_facet |
SAYEKTI, Muthia |
author_sort |
SAYEKTI, Muthia |
title |
Seni Mendengarkan: Mendengar yang Tak Terucap, Memahami yang Tak Tersampaikan |
title_short |
Seni Mendengarkan: Mendengar yang Tak Terucap, Memahami yang Tak Tersampaikan |
title_full |
Seni Mendengarkan: Mendengar yang Tak Terucap, Memahami yang Tak Tersampaikan |
title_fullStr |
Seni Mendengarkan: Mendengar yang Tak Terucap, Memahami yang Tak Tersampaikan |
title_full_unstemmed |
Seni Mendengarkan: Mendengar yang Tak Terucap, Memahami yang Tak Tersampaikan |
title_sort |
seni mendengarkan: mendengar yang tak terucap, memahami yang tak tersampaikan |
publisher |
Psikologi Corner |
publishDate |
2021 |
url |
http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45089 |
callnumber-raw |
http://opac.isi.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/AT.6.11.2021.jpg.jpg&width=200 |
callnumber-search |
http://opac.isi.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/AT.6.11.2021.jpg.jpg&width=200 |
_version_ |
1741202156631883776 |