Bentuk Penyajian Reyog Wayang Bimo Murti di Dusun Pedak, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul

Reyog Wayang Bimo Murti merupakan kesenian rakyat yang berasal dari Dusun Pedak, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Reyog merupakan kesenian sejenis dengan Jathilan akan tetapi tidak menggunakan kuda kepang. Kesenian Reyog di wilayah Kecamatan Srandakan ada dua macam yakni Reyog W...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Novita,Diana
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: Prodi S-1 Seni Tari Jurusan Tri FSP ISI Yogyakarta 2021
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45427
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Reyog Wayang Bimo Murti merupakan kesenian rakyat yang berasal dari Dusun Pedak, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Reyog merupakan kesenian sejenis dengan Jathilan akan tetapi tidak menggunakan kuda kepang. Kesenian Reyog di wilayah Kecamatan Srandakan ada dua macam yakni Reyog Wayang dan Reyog Keprajuritan, terdapat perbedaan yang sangat jelas pada kedua kesenian Reyog ini. Kedua kesenian Reyog tersebut sama-sama dipimpim oleh dua Lembatak, perbedaannya ada pada penari yang berada di belakang Lembatak. Penari Reyog Wayang masing-masing memerankan tokoh wayang yang ada pada cerita Mahabarata atau Ramayana, sedangkan penari pada Reyog Keprajuritan memerankan tokoh yang sama dan dengan rias, busana, properti semuanya sama. Adanya perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kesenian ini harus dilestarikan dan dikembangkan agar tidak tergerus oleh zaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Bentuk Penyajian Reyog Wayang Bimo Murti di Dusun Pedak, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Pendekatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah koreografi. Dapat dilihat dari eksistensi kesenian Reyog Wayang Bimo Murti pada saat ini, kenyataan menunjukan bahwa kesenian tersebut masih terus eksis dan mengalami beberapa perkembangan di kalangan warga masyarakat, yang tentunya tetap tidak meninggalkan pakem atau ciri khas yang ada pada Reyog Wayang Bimo Murti.