Perwujudan Subordinasi Perempuan dalam Karya Media Campuran.
Karya seni menjadi salah satu media yang digunakan untuk merepresentasi dan mengomunikasikan isu gender dan inferioritas perempuan. Konstruksi sosial yang bias gender masih memosisikan perempuan dalam posisi subordinat. Berangkat dari pengalaman yang dialami pencipta dan realitas yang ditemui sehari...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
PPS ISI Yogyakarta
2021
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45437 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Karya seni menjadi salah satu media yang digunakan untuk merepresentasi dan mengomunikasikan isu gender dan inferioritas perempuan. Konstruksi sosial yang bias gender masih memosisikan perempuan dalam posisi subordinat. Berangkat dari pengalaman yang dialami pencipta dan realitas yang ditemui sehari-hari, proses penciptaan ini menitikberatkan pada penyajian realitas yang dimiliki para perempuan secara aktual dalam konteks hari ini. Mereferensi beberapa karya dan tulisan terdahulu yang turut merepresentasikan dan merefleksikan isu ketimpangan gender serupa, penciptaan seni ini diwujudkan dengan merujuk pada metode penciptaan David Champbell, yaitu Preparation, Concentration, Incubation, Illumination, dan Verivication. Pada proses perwujudannya pengkarya menggunakan tiga pendekatan, yaitu realisme, penggunaan warna pop yang kontras, dan teknik sulam sesuai konsep perwujudan dan penyajian karya. Penciptaan seni ini menghasilkan sepuluh karya dalam bentuk media campuran dengan dua pendekatan bentuk utama, yaitu 1) representasi konstruksi sosial yang tertuang dalam bentuk tumbuhan dengan teknik embroidery, hal tersebut mencerminkan sifat konstuksi sosial yang mengikat dalam masyarakat, 2) representasi objek yang terubordinasi, tertuang terang dalam bentuk visual perempuan dengan pendekatan realis dan penggunaan warna pop dan kontras guna merepresentasikan keliyanan yang kerap melekat pada perempuan. Pada akhirnya, keseluruhan karya yang dihasilkan merupakan cara pengkarya untuk mengomunikasikan gagasan melalui medium seni rupa, sekaligus merefleksikan bagaimana realitas yang terjadi dalam lingkup sosial dan budaya setempat |
---|