Korek api membakar almari es : Kumpulan puisi Made Wianta 1979 - 1995

Sebuah buku berwarna putih dengan format folio,tebal sekitar 10 CM, tampak lebih sebagai sebuah bangunan senirupa. Buku itu memuat sekian banyak copy dari puisi-puisi Made Wianta, yang ditulis di berbagai kertas. Menggunakan ketikan, dan sebagian besar menggunakan tulisan tangan dengan berbagai tamb...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Format: Buku Teks
Language:Indonesian
Published: Yayasan Bentang Budaya 1996
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45514
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Sebuah buku berwarna putih dengan format folio,tebal sekitar 10 CM, tampak lebih sebagai sebuah bangunan senirupa. Buku itu memuat sekian banyak copy dari puisi-puisi Made Wianta, yang ditulis di berbagai kertas. Menggunakan ketikan, dan sebagian besar menggunakan tulisan tangan dengan berbagai tambahan bentuk bergambar, menyerupai vinyet-vinyet nonviguratif di dalamnya. Tingkat aksentuasi visual - termasuk berbagai jenis kertas dari tissue, bungkusan, kardus dan seterusnya, yang teksturnya ikut tercopy dalam buku itu menambah kesan yang lebih besar bahwa buku itu adalah sebuah "benda senirupa".Itulah awal saya berkenalan dengan pelukis Made Wianta, ketika saya diundang diskusi dan pembacaan puisi di studionya di Tanjung Bungkak, Denpasar Bali, pada tahun 1992. la memperlihatkan buku itu sama seperti ia memperlihatkan lukisanlukisannya, termasuk dokumentasi lain dari kegiatannya dalam dunia seni lukis. Saya punya kesan segera: Made seorang pelukis yang bergembira, terbuka, dan tidak bisa diam; terus melakukan "aktivitas teks" tidak hanya lewat lukisan, tetapi juga lewat puisi dan kesenangannya banyak bicara hingga larut malam. Pada mulanya memang saya lebih tertarik melihat buku itu sebagai benda senirupa, daripada sebagai satu bundel puisi yang penuh goresan gambar. Puisi-puisi di dalamnya, hampir merupakan catatan-catatan yang dibuat dalam berbagai situasi sehari-hari: ketika mengantar istri ke rumah sakit, belanja, ke Bank, pameran, mengangkut lukisan, menambal ban, di dalam WC, dalam pesawat, di salon dan seterusnya.