Lajja

Pada 6 Desember 1902, Masjid Babri di Ayodhya, India, warisansejarah abad ke-16, dibakar dan dihancurkan oleh para anggota "Kebangunan Hindu", Seturut para perusuh ini, kawasan masjid itu berdiri, dulunya adalah kuil tempat lahir Rama. Untuk itu, tempat tersebut harus direbut kembali. Masj...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: NASRIN, Taslima
Format: Buku Teks
Language:Indonesian
Published: LKiS 1993
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45520
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
id isilib-45520
record_format oai_dc
spelling isilib-455202022-01-21T15:17:08Z Lajja NASRIN, Taslima Cerita pendek sastra Lajja LKiS 1993 id Buku Teks http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45520 979-9492-72-6 891.35 Nas l Pada 6 Desember 1902, Masjid Babri di Ayodhya, India, warisansejarah abad ke-16, dibakar dan dihancurkan oleh para anggota "Kebangunan Hindu", Seturut para perusuh ini, kawasan masjid itu berdiri, dulunya adalah kuil tempat lahir Rama. Untuk itu, tempat tersebut harus direbut kembali. Masjidi di atasnya harus chancurkan. Dan di bekas reruntuhan dan puingnya itu harus segera dibangun kuil. Tindakan anarkis itu ditayangkan dan disiarkan ke seluruh perjuru dunia. Protes dan kecaman, baik dalam negeri maupun luar negeri, berdatangan. Segera sesudah itu, mengulang kepahitan lama, di penjuru India muncul ketegangan, konflik dan kerusuhan antara umat Islam dan Hindu. Ratusan hingga ribuan rumah dibakar, dan sudah barang tentu, ribuan orang mati terbunuh. Seperti umumnya ironi dalam konflik dan kerusuhan agama, pihak sana maupun sini sama menyeru dan menggemakan nama Tuhan. Kerusuhan susulan tidak hanya terjadi di India. Yang lebih besar dan masif, justru terjadi di negeri tetangga, Bangladesh. Terjadi diseminasi dan internasionalisasi konflik. Di sini, parapemuda Muslim fanatik menyerang dan membunuh umat Hindu, membakar rumah dan toko, menjarah dan merampas harta benda mereka, dan menculikserta memperkosa gadis – gadis. Bagi para fanatikus itu, tindakan ini merupakan balasan terhadap penghancuran Masjid Babri. Buku ini menceritakan 13 hari kehidupan sebuah keluarga Hindu setelah penghancuran Masjid Babri. Keluarga itu : Sudhamoy Dutta, sang ayah, Kironmoyee, sang ibu, dan putra mereka, Suranjan dan Maya, berada dalam kegetiran, ketakutan, dan kegamangan yang sangat oleh pengejaran para muslim fanatik yang sedang marah dan dendam. Sebenarnya Hindu bagi keluarga ini lebih sebagai lebih sebagai label formal belaka. Orientasi mereka adalah pada sekularisme, nasionalisme, sosialisme, dan humanisme. Agama, telah lama, mereka tak percayai dan yakini. Tradisi keagamaan Hindu telah lama mereka tinggalkan. Mereka adalah keluarga nasionalis dan antikomunalisme. Yogyakarta http://opac.isi.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/ID.04.01.22.jpeg.jpeg&width=200 xxvi, 336 hal.: 18 cm 891.35 http://opac.isi.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/ID.04.01.22.jpeg.jpeg&width=200
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic Cerita pendek
sastra
Lajja
891.35
spellingShingle Cerita pendek
sastra
Lajja
891.35
NASRIN, Taslima
Lajja
description Pada 6 Desember 1902, Masjid Babri di Ayodhya, India, warisansejarah abad ke-16, dibakar dan dihancurkan oleh para anggota "Kebangunan Hindu", Seturut para perusuh ini, kawasan masjid itu berdiri, dulunya adalah kuil tempat lahir Rama. Untuk itu, tempat tersebut harus direbut kembali. Masjidi di atasnya harus chancurkan. Dan di bekas reruntuhan dan puingnya itu harus segera dibangun kuil. Tindakan anarkis itu ditayangkan dan disiarkan ke seluruh perjuru dunia. Protes dan kecaman, baik dalam negeri maupun luar negeri, berdatangan. Segera sesudah itu, mengulang kepahitan lama, di penjuru India muncul ketegangan, konflik dan kerusuhan antara umat Islam dan Hindu. Ratusan hingga ribuan rumah dibakar, dan sudah barang tentu, ribuan orang mati terbunuh. Seperti umumnya ironi dalam konflik dan kerusuhan agama, pihak sana maupun sini sama menyeru dan menggemakan nama Tuhan. Kerusuhan susulan tidak hanya terjadi di India. Yang lebih besar dan masif, justru terjadi di negeri tetangga, Bangladesh. Terjadi diseminasi dan internasionalisasi konflik. Di sini, parapemuda Muslim fanatik menyerang dan membunuh umat Hindu, membakar rumah dan toko, menjarah dan merampas harta benda mereka, dan menculikserta memperkosa gadis – gadis. Bagi para fanatikus itu, tindakan ini merupakan balasan terhadap penghancuran Masjid Babri. Buku ini menceritakan 13 hari kehidupan sebuah keluarga Hindu setelah penghancuran Masjid Babri. Keluarga itu : Sudhamoy Dutta, sang ayah, Kironmoyee, sang ibu, dan putra mereka, Suranjan dan Maya, berada dalam kegetiran, ketakutan, dan kegamangan yang sangat oleh pengejaran para muslim fanatik yang sedang marah dan dendam. Sebenarnya Hindu bagi keluarga ini lebih sebagai lebih sebagai label formal belaka. Orientasi mereka adalah pada sekularisme, nasionalisme, sosialisme, dan humanisme. Agama, telah lama, mereka tak percayai dan yakini. Tradisi keagamaan Hindu telah lama mereka tinggalkan. Mereka adalah keluarga nasionalis dan antikomunalisme.
format Buku Teks
author NASRIN, Taslima
author_facet NASRIN, Taslima
author_sort NASRIN, Taslima
title Lajja
title_short Lajja
title_full Lajja
title_fullStr Lajja
title_full_unstemmed Lajja
title_sort lajja
publisher LKiS
publishDate 1993
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45520
callnumber-raw http://opac.isi.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/ID.04.01.22.jpeg.jpeg&width=200
callnumber-search http://opac.isi.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/ID.04.01.22.jpeg.jpeg&width=200
_version_ 1741202231750819840