Model Pembelajaran Otodidak dalam Proses Imitasi dan Modifikasi Repertoar pada Pengamen Tunanetra
Tujuan dari penelitian yaitu mengidentifikasi model belajar yang diorientasikan penyandang tunanetra ketika belajar bernyayi secara otodidak. Pembelajaran otodidak itu sendiri membutuhkan kemandirian yang lebih besar dan inovatif karena sistem belajar yang satu arah (sumber yang pasif). Kemandirian...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
PPS ISI Yogyakarta
2021
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45611 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
isilib-45611 |
---|---|
record_format |
oai_dc |
spelling |
isilib-456112022-02-10T09:19:30Z Model Pembelajaran Otodidak dalam Proses Imitasi dan Modifikasi Repertoar pada Pengamen Tunanetra SITIO, Anantha Angriany model otodidak Tunanetra imitasi Musik PPS ISI Yogyakarta 2021 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45611 TES/MB/Sit/m/2021 Tujuan dari penelitian yaitu mengidentifikasi model belajar yang diorientasikan penyandang tunanetra ketika belajar bernyayi secara otodidak. Pembelajaran otodidak itu sendiri membutuhkan kemandirian yang lebih besar dan inovatif karena sistem belajar yang satu arah (sumber yang pasif). Kemandirian yang harus dibangun meliputi pemilihan materi belajar yang sinkron dengan tujuan pembelajaran, mengimplementasikan gaya belajar yang proporsional, dan menggunakan media belajar yang akurat untuk menunjang proses pembelajara. Secara implementasinya, ketika menjangkau dan memahami media belajar itu membutuhkan input visual. Kemudian muncul pertanyaan mendasar tentang bagaimana penyandang tunanetra melakukan proses belajar secara otodidak di tengah-tengah hambatan penglihatan yang mereka miliki. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori kognitif dari Gagnè yang mengatakan bahwa pembelajaran tetap bisa terjadi tanpa harus adanya kehadiran seorang pengajar. Proses belajar setiap individu selalu menyesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal individu itu sendiri. Kedua kondisi ini saling mempengaruhi dalam belajar yang kompleks, Gagnè menyebutnya conditional of learning. Untuk menelaah proses mendengar dan mendengarkan repertoar yang diorientasikan tunanetra, penulis juga mengacu kepada teori emosi dari Berlyne tentang mendengarkan musik yang dianggap familiar.Tingkat hedonis akan meningkat seiring dengan makin akrabnya pendengar dengan musik itu. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ialah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian terdiri dari 4 orang pengamen tunanetra di Malioboro-Yogyakarta tipe buta total dan 2 orang tipe low vision. Mereka diminta untuk mempraktikan kembali langkah-langkah yang dilakukan ketika belajar bernyanyi serta menceritakan pengalaman yang mereka miliki saat belajar bernyanyi secara otodidak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran otodidak memiliki peran penting dalam proses belajar penyandang tunanetra. Peran otodidak itu sendiri yaitu memberi kebebasan ruang kepada penyandang tunanetra dalam menyesuaikan kenyamanan sistem belajar dan mengeksplorasi taktik kreatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Faktor-faktor pendukung pembelajaran otodidak terdiri dari fakor internal (kemampuan kognitif, kepekaan pendengaran, keterampilan mengingat, dan pengetahuan musikal) dan faktor eksternal (media belajar dan bantuan orang lain). Sikap yang dibangun penyandang tunanetra ketika belajar yaitu: konsistensi diri, memahami kelemahan, memelihara kesehatan suara, mengenakan pakaian yang nyaman, dan tidak segan bertanya/meminta bantuan orang lain. Alasan tunanetra melakukan imitasi dan modifikasi ketika belajar repertoar yaitu menjangkau keterbatasan kemampuan vokal dan menciptakan gaya bernyanyi versi sendiri. Yogyakarta vi, 63 hal. ; 30 cm. NONE http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png |
institution |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
collection |
Perpustakaan Yogyakarta |
language |
Indonesian |
topic |
model otodidak Tunanetra imitasi Musik NONE |
spellingShingle |
model otodidak Tunanetra imitasi Musik NONE SITIO, Anantha Angriany Model Pembelajaran Otodidak dalam Proses Imitasi dan Modifikasi Repertoar pada Pengamen Tunanetra |
description |
Tujuan dari penelitian yaitu mengidentifikasi model belajar yang diorientasikan penyandang tunanetra ketika belajar bernyayi secara otodidak. Pembelajaran otodidak itu sendiri membutuhkan kemandirian yang lebih besar dan inovatif karena sistem belajar yang satu arah (sumber yang pasif). Kemandirian yang harus dibangun meliputi pemilihan materi belajar yang sinkron dengan tujuan pembelajaran, mengimplementasikan gaya belajar yang proporsional, dan menggunakan media belajar yang akurat untuk menunjang proses pembelajara. Secara implementasinya, ketika menjangkau dan memahami media belajar itu membutuhkan input visual. Kemudian muncul pertanyaan mendasar tentang bagaimana penyandang tunanetra melakukan proses belajar secara otodidak di tengah-tengah hambatan penglihatan yang mereka miliki. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori kognitif dari Gagnè yang mengatakan bahwa pembelajaran tetap bisa terjadi tanpa harus adanya kehadiran seorang pengajar. Proses belajar setiap individu selalu menyesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal individu itu sendiri. Kedua kondisi ini saling mempengaruhi dalam belajar yang kompleks, Gagnè menyebutnya conditional of learning. Untuk menelaah proses mendengar dan mendengarkan repertoar yang diorientasikan tunanetra, penulis juga mengacu kepada teori emosi dari Berlyne tentang mendengarkan musik yang dianggap familiar.Tingkat hedonis akan meningkat seiring dengan makin akrabnya pendengar dengan musik itu. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ialah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian terdiri dari 4 orang pengamen tunanetra di Malioboro-Yogyakarta tipe buta total dan 2 orang tipe low vision. Mereka diminta untuk mempraktikan kembali langkah-langkah yang dilakukan ketika belajar bernyanyi serta menceritakan pengalaman yang mereka miliki saat belajar bernyanyi secara otodidak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran otodidak memiliki peran penting dalam proses belajar penyandang tunanetra. Peran otodidak itu sendiri yaitu memberi kebebasan ruang kepada penyandang tunanetra dalam menyesuaikan kenyamanan sistem belajar dan mengeksplorasi taktik kreatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Faktor-faktor pendukung pembelajaran otodidak terdiri dari fakor internal (kemampuan kognitif, kepekaan pendengaran, keterampilan mengingat, dan pengetahuan musikal) dan faktor eksternal (media belajar dan bantuan orang lain). Sikap yang dibangun penyandang tunanetra ketika belajar yaitu: konsistensi diri, memahami kelemahan, memelihara kesehatan suara, mengenakan pakaian yang nyaman, dan tidak segan bertanya/meminta bantuan orang lain. Alasan tunanetra melakukan imitasi dan modifikasi ketika belajar repertoar yaitu menjangkau keterbatasan kemampuan vokal dan menciptakan gaya bernyanyi versi sendiri. |
format |
Tugas Akhir |
author |
SITIO, Anantha Angriany |
author_facet |
SITIO, Anantha Angriany |
author_sort |
SITIO, Anantha Angriany |
title |
Model Pembelajaran Otodidak dalam Proses Imitasi dan Modifikasi Repertoar pada Pengamen Tunanetra |
title_short |
Model Pembelajaran Otodidak dalam Proses Imitasi dan Modifikasi Repertoar pada Pengamen Tunanetra |
title_full |
Model Pembelajaran Otodidak dalam Proses Imitasi dan Modifikasi Repertoar pada Pengamen Tunanetra |
title_fullStr |
Model Pembelajaran Otodidak dalam Proses Imitasi dan Modifikasi Repertoar pada Pengamen Tunanetra |
title_full_unstemmed |
Model Pembelajaran Otodidak dalam Proses Imitasi dan Modifikasi Repertoar pada Pengamen Tunanetra |
title_sort |
model pembelajaran otodidak dalam proses imitasi dan modifikasi repertoar pada pengamen tunanetra |
publisher |
PPS ISI Yogyakarta |
publishDate |
2021 |
url |
http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45611 |
_version_ |
1741202248278474752 |