Peran Interlocking Repertoar Dot Diot Sebagai Manifestasi Identitas Musikal Suku Dayak Kenyah Studi Kasus: Ritual Lepek Ajau
Musik merupakan salah satu media dari unsur kebudayaan yang cukup rumit serta unik dalam mempelajari suatu identitas. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan peran interlocking repertoar Dot Diot sebagai manifestasi identitas musik suku Dayak Kenyah. Eksistensi repertoar Dot Diot dalam berbagai ri...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
PPS ISI Yogyakarta
2021
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45619 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
isilib-45619 |
---|---|
record_format |
oai_dc |
spelling |
isilib-456192022-02-10T10:36:24Z Peran Interlocking Repertoar Dot Diot Sebagai Manifestasi Identitas Musikal Suku Dayak Kenyah Studi Kasus: Ritual Lepek Ajau Amoris Identitas musikal Dot Diot interlocking Dayak Kenyah Musik PPS ISI Yogyakarta 2021 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45619 TES/MB/Amo/p/2021 Musik merupakan salah satu media dari unsur kebudayaan yang cukup rumit serta unik dalam mempelajari suatu identitas. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan peran interlocking repertoar Dot Diot sebagai manifestasi identitas musik suku Dayak Kenyah. Eksistensi repertoar Dot Diot dalam berbagai ritual adat suku Dayak Kenyah memiliki peluang untuk mengalami rekonstruksi terus menerus sebagai identitas musikal suku. Penelitian ini mengggunakan konsep identitas Stryker, yaitu interaksi simbolik yang memadukan konsep peran dan konsep diri. Terdapat tiga idiom sederhana stryker mengenai eksistensi budaya di dalam sebuah masyarakat, pertama budaya asli, kedua budaya asimilasi dan ketiga kepunahan budaya. Suatu kebudayaan bisa dijadikan identitas ketika budaya tersebut merupakan budaya asli kelompok tersebut atau asimilasi kebudayaan yang bisa diterima dengan baik serta terus diwariskan kepada generasi selanjutnya sehingga tidak mengalami kepunahan. Pendekatan yang digunakan yaitu studi kasus pada ritual Lepek Ajau yang melibatkan enam sub suku Dayak Kenyah di Kalimantan dan Serawak Malaysia, yaitu Kenyah Uma Lung, Kenyah Jamok, Kenyah Bakung, Kenyah Lepu Tau, Kenyah Lepo Jalan, dan Kenyah Badeng. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa repertoar Dot Diot sebagai identitas musikal suku Dayak Kenyah mampu merefleksikan karakteristik perilaku suku dalam perilaku yang menggambarkan sifat gembira, senang, semangat dan harmoni. Repertoar Dot Diot juga merupakan salah satu repertoar musik sape’ asli suku Dayak Kenyah yang terus diwariskan bahkan bisa diterima oleh beberapa suku Dayak diluar Dayak Kenyah. Yogyakarta x, 87 hal. : ilus.; 30 cm. NONE http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png |
institution |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
collection |
Perpustakaan Yogyakarta |
language |
Indonesian |
topic |
Identitas musikal Dot Diot interlocking Dayak Kenyah Musik NONE |
spellingShingle |
Identitas musikal Dot Diot interlocking Dayak Kenyah Musik NONE Amoris Peran Interlocking Repertoar Dot Diot Sebagai Manifestasi Identitas Musikal Suku Dayak Kenyah Studi Kasus: Ritual Lepek Ajau |
description |
Musik merupakan salah satu media dari unsur kebudayaan yang cukup rumit serta unik dalam mempelajari suatu identitas. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan peran interlocking repertoar Dot Diot sebagai manifestasi identitas musik suku Dayak Kenyah. Eksistensi repertoar Dot Diot dalam berbagai ritual adat suku Dayak Kenyah memiliki peluang untuk mengalami rekonstruksi terus menerus sebagai identitas musikal suku. Penelitian ini mengggunakan konsep identitas Stryker, yaitu interaksi simbolik yang memadukan konsep peran dan konsep diri. Terdapat tiga idiom sederhana stryker mengenai eksistensi budaya di dalam sebuah masyarakat, pertama budaya asli, kedua budaya asimilasi dan ketiga kepunahan budaya. Suatu kebudayaan bisa dijadikan identitas ketika budaya tersebut merupakan budaya asli kelompok tersebut atau asimilasi kebudayaan yang bisa diterima dengan baik serta terus diwariskan kepada generasi selanjutnya sehingga tidak mengalami kepunahan. Pendekatan yang digunakan yaitu studi kasus pada ritual Lepek Ajau yang melibatkan enam sub suku Dayak Kenyah di Kalimantan dan Serawak Malaysia, yaitu Kenyah Uma Lung, Kenyah Jamok, Kenyah Bakung, Kenyah Lepu Tau, Kenyah Lepo Jalan, dan Kenyah Badeng. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa repertoar Dot Diot sebagai identitas musikal suku Dayak Kenyah mampu merefleksikan karakteristik perilaku suku dalam perilaku yang menggambarkan sifat gembira, senang, semangat dan harmoni. Repertoar Dot Diot juga merupakan salah satu repertoar musik sape’ asli suku Dayak Kenyah yang terus diwariskan bahkan bisa diterima oleh beberapa suku Dayak diluar Dayak Kenyah. |
format |
Tugas Akhir |
author |
Amoris |
author_facet |
Amoris |
author_sort |
Amoris |
title |
Peran Interlocking Repertoar Dot Diot Sebagai Manifestasi Identitas Musikal Suku Dayak Kenyah Studi Kasus: Ritual Lepek Ajau |
title_short |
Peran Interlocking Repertoar Dot Diot Sebagai Manifestasi Identitas Musikal Suku Dayak Kenyah Studi Kasus: Ritual Lepek Ajau |
title_full |
Peran Interlocking Repertoar Dot Diot Sebagai Manifestasi Identitas Musikal Suku Dayak Kenyah Studi Kasus: Ritual Lepek Ajau |
title_fullStr |
Peran Interlocking Repertoar Dot Diot Sebagai Manifestasi Identitas Musikal Suku Dayak Kenyah Studi Kasus: Ritual Lepek Ajau |
title_full_unstemmed |
Peran Interlocking Repertoar Dot Diot Sebagai Manifestasi Identitas Musikal Suku Dayak Kenyah Studi Kasus: Ritual Lepek Ajau |
title_sort |
peran interlocking repertoar dot diot sebagai manifestasi identitas musikal suku dayak kenyah studi kasus: ritual lepek ajau |
publisher |
PPS ISI Yogyakarta |
publishDate |
2021 |
url |
http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45619 |
_version_ |
1741202249698246656 |