Meraba Film Dari Dalam
Dunia film Indonesia tidak Di bisa lepas Orde dari Lama, konteks produksi ekonomi-film politik -sebutan antaramelingkupinya.berbagailain untuk kepentinganmasa film Indonesia politik.- Militer menjadi terjun arenake nasional arenapertarunganproduksifilm dengan menjadi sponsor utama produksi film Long...
Saved in:
Main Authors: | , , , |
---|---|
Format: | Buku Teks |
Language: | Indonesian |
Published: |
Kelas Film & Sinema \"B\" dan Buku Litera Yogyakarta
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45737 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Dunia film Indonesia tidak Di bisa lepas Orde dari Lama, konteks produksi ekonomi-film politik -sebutan antaramelingkupinya.berbagailain untuk kepentinganmasa film Indonesia politik.- Militer menjadi terjun arenake nasional arenapertarunganproduksifilm dengan menjadi sponsor utama produksi film Long March (Darah dan Doea) (1950) yang menarasikan tentang kepulangan Divisi Siliwangi dari daerah kantong gerilya di Jawa Tengah kembali ke Jawa Barat. Pada area produksi, pertarungan antara kelompok pro komunis dan anti komunis memanas, dimana pertarungan tersebut melibatkan distributor film Amerika Serikat (AMPAI). Kaum pro komunis secara tegas dan keras menolak masuknya film Hollywood dalam layar sinema Indonesia. Berbarengan dengan semangat new emerging forces yang digelorakan Presiden Soekarno, kaum komunis mendapat angin dengan menekan importir film dengan serangkaian aksi demonstrasi. Kondisi berbeda ketika pasca tahun 1965. Pemberontakan yang dituding didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) menyebabkan kelompok pro-pasar ganti mendapat angin. Kebijakan ekonomi-politik yang dibangun dengan kerangka liberalisme ekonomi, Produksi film namun dan tetap distribusi dengan film kontrol dilakukan ketat oleh penguasa para(pemerintah) |
---|