Perancangan Komik Mitos Kucing Sebagai Media Kampanye Kesejahteraan Hewan

Perancangan komunikasi visual dalam konteks kesejahteraan hewan melalui komik mitos kucing diangkat dalam tesis ini, berlandaskan mitos kucing yang angkat dari serat ngalamating kucing dan prinsip five freedom kesejahteraan hewan sebagai patokan dalam merancang pesan visual. Hal yang melatarbelakang...

Deskribapen osoa

Gorde:
Xehetasun bibliografikoak
Egile nagusia: NEGORO, Ajeng Tita
Formatua: Tugas Akhir
Hizkuntza:Indonesian
Argitaratua: PPS ISI Yogyakarta 2022
Gaiak:
Sarrera elektronikoa:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=45866
Etiketak: Etiketa erantsi
Etiketarik gabe, Izan zaitez lehena erregistro honi etiketa jartzen!
PINJAM
Deskribapena
Gaia:Perancangan komunikasi visual dalam konteks kesejahteraan hewan melalui komik mitos kucing diangkat dalam tesis ini, berlandaskan mitos kucing yang angkat dari serat ngalamating kucing dan prinsip five freedom kesejahteraan hewan sebagai patokan dalam merancang pesan visual. Hal yang melatarbelakangi perancangan tesis ini karena masih tingginya angka kasus penelantaran, pembuangan dan penyiksaan hewan menjadi penanda bahwa masyarakat masih minim pemahaman akan pentingnya kesejahteraan hewan. Teori Mitos didampingi teori kesejahteraan hewan menjadi teori utama untuk mendukung permasalahan. Teori pendukung untuk pada perancangan kampanye ini adalah teori Design Thinking dengan langkah Emphatize, Define, Ideate, Prototype dan Test dan 5W+1H (what, who, where, when, why, dan how) yang digunakan untuk menganalisis data. Penerapannya mulai dari pencarian data, pengumpulan materi, menjaring permasalahan, merumuskan strategi visual dan visual, perancangan tiap media. Komik “Cemeng” yaitu Cerita si Meng menjadi nama dari perancangan komik web kampanye kesejahteraan hewan. Pada perancangan ini ditemukan dua teori baru yaitu teori “Cap Komik” dan gerne “Slice of Mythlife”. Gaya komik Indonesia digunakan dalam memvisualkan komik mitos kucing yang diangkat dari serat Jawa kuno, yaitu serat Ngalamating Kucing untuk memperkuat konteks heritage pada budaya tradisional Indonesia, diharapkan digemari oleh target audiens, menghibur, memikat shingga pesan yang disampaikan dapat menyebar melintasi batas ruang dan waktu