Motif Kain Tampan Lampung sebagai Dasar Penciptaan Busana Kasual Batik

“Tappan” atau Tampan merupakan salah satu jenis kain tenun tradisional masyarakat suku Saibatin yang tinggal di wilayah pesisir Lampung. Kain ini merupakan peninggalan nenek moyang yang sudah digunakan sekitar abad 16-17 Masehi, difungsikan sebagai penutup wadah dan pembungkus makanan maupun mas kaw...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: DEWI, Anita
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSR ISI Yogyakarta 2022
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=46063
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:“Tappan” atau Tampan merupakan salah satu jenis kain tenun tradisional masyarakat suku Saibatin yang tinggal di wilayah pesisir Lampung. Kain ini merupakan peninggalan nenek moyang yang sudah digunakan sekitar abad 16-17 Masehi, difungsikan sebagai penutup wadah dan pembungkus makanan maupun mas kawin pada upacara perkawinan adat Lampung. Motif yang terdapat di dalamnya antara lain: motif kapal, manusia, rumah, bendera, hewan darat dan air, tumbuhan dan motif-motif geometris seperti belah ketupat, segitiga, meander, pilin berganda dan bintang. Penciptaan karya tugas akhir ini menggunakan dua metode pendekatan, yaitu pendekatan estetika dan ergonomi. Metode penciptaan yang digunakan yakni tiga tahap enam langkah yang dikemukakan oleh SP Gustami, di antaranya eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka dan observasi di Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai” dan Museum Kekhatuan Semaka Kabupaten Tanggamus. Hasil karya yang tercipta berupa empat busana kasual dengan motif kain Tampan Lampung. Busana ini merupakan karya fungsional yang dapat digunakan pada kegiatan yang bersifat informal. Tujuannya yakni untuk memberikan edukasi dan sumbangsih pemikiran kepada masyarakat luas khususnya masyarakat Lampung agar selalu melestarikan kebudayaan daerah setempat, selain itu dalam ranah seni dan lembaga pendidikan agar dapat menciptakan karya yang lebih inovatif di bidang seni khususnya kriya tekstil.