Monster Sebagai Metafor Kejahatan Pedofilia Dalam Visualisasi Seni Grafis

Kejahatan pedofilia masih terjadi dan menimpa anak di Indonesia. Pelanggaran asusila ini belum dapat dibasmi sepenuhnya oleh pihak yang berwenang, dan masyarakat Indonesia umumnya, karena sulitnya mendeteksi penyimpangan seksual ini pada seseorang, para predator seksual hidup menyatu di masyarakat d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: YULISTIANTO, Prasojo
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: PPS ISI Yogyakarta 2022
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=46116
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
id isilib-46116
record_format oai_dc
spelling isilib-461162022-06-15T09:17:12Z Monster Sebagai Metafor Kejahatan Pedofilia Dalam Visualisasi Seni Grafis YULISTIANTO, Prasojo seni grafis, monster, kejahatan fedofilia PPS ISI Yogyakarta 2022 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=46116 - TES/SG/Yul/m/2022 Kejahatan pedofilia masih terjadi dan menimpa anak di Indonesia. Pelanggaran asusila ini belum dapat dibasmi sepenuhnya oleh pihak yang berwenang, dan masyarakat Indonesia umumnya, karena sulitnya mendeteksi penyimpangan seksual ini pada seseorang, para predator seksual hidup menyatu di masyarakat dan anak sangat dirugikan karena dampak yang ditimbulkan berupa luka fisik dan psikis, kurangnya kewaspadaan orang tua dan keterbatasan memori anak menyebabkan kasus baru terungkap setelah banyaknya korban berjatuhan, penulis menciptakan karya seni dengan tujuan mengkritisi praktik pedofil, sekecil apapun itu adalah kasus besar, karya seni penulis men-target audiens semua usia termasuk anak, akan dihadirkan secara menarik lewat penyajiannya, kemudian visualisasi monster dapat dimaknai sebagai tindak pedofilia yang menyeramkan. Teori yang digunakan adalah Teori Psikoseksual oleh Sigmund Freud, teori tersebut mengungkapkan bahwa sejak awal kehidupan, manusia dimotivasi oleh dorongan-dorongan yang irasional untuk mendapatkan kepuasan, dorongan-dorongan ini merupakan ekspresi dari libido yaitu energi psikis yang memotivasi prilaku manusia, dan teori Empirisme oleh John Locke mengatakan anak yang baru lahir bagaikan kertas kosong, dapat ditulis dengan tinta warna apapun, seperti pelaku pedofilia yang pernah mengalami pelecehan pada masa kecilnya. Metode yang penulis gunakan mengacu pada metode penciptaan seni oleh David Campbell, adapun tahapannya meliputi : Eksplorasi, Konsentrasi, Inkubasi, Iluminasi, Produksi, meskipun dalam pelaksanaannya, tahapan tersebut tidak selalu berurutan, dimana saat menciptakan karya terkadang muncul ide-ide baru berupa metafora, warna dan teknis mewujudkan karya, karya yang akan dihadirkan adalah monoprint cukil kayu (Wood cut) dan handcolouring dengan media kertas dan penyajian seperti karya Paper Cut. Penulis menemukan bahwa tidak ada faktor tunggal penyebab seseorang menjadi pedofil, salah satu faktor adalah adanya distorsi kognitif atau kesalahan berpikir pada pelaku pedofilia sebagai hasil endapan pengalaman pribadinya, seperti dilecehkan, ditindas, dan tidak dipedulikan oleh lingkungan pada masa kecilnya. kata kunci : kejahatan pedofilia, kekerasan terhadap anak, distorsi kognitif, seni grafis, paper cut. Yogyakarta xii, 122 hal.: ilus.; 29 cm. TES/SG/Yul/m/2022 http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic seni grafis, monster, kejahatan fedofilia
TES/SG/Yul/m/2022
spellingShingle seni grafis, monster, kejahatan fedofilia
TES/SG/Yul/m/2022
YULISTIANTO, Prasojo
Monster Sebagai Metafor Kejahatan Pedofilia Dalam Visualisasi Seni Grafis
description Kejahatan pedofilia masih terjadi dan menimpa anak di Indonesia. Pelanggaran asusila ini belum dapat dibasmi sepenuhnya oleh pihak yang berwenang, dan masyarakat Indonesia umumnya, karena sulitnya mendeteksi penyimpangan seksual ini pada seseorang, para predator seksual hidup menyatu di masyarakat dan anak sangat dirugikan karena dampak yang ditimbulkan berupa luka fisik dan psikis, kurangnya kewaspadaan orang tua dan keterbatasan memori anak menyebabkan kasus baru terungkap setelah banyaknya korban berjatuhan, penulis menciptakan karya seni dengan tujuan mengkritisi praktik pedofil, sekecil apapun itu adalah kasus besar, karya seni penulis men-target audiens semua usia termasuk anak, akan dihadirkan secara menarik lewat penyajiannya, kemudian visualisasi monster dapat dimaknai sebagai tindak pedofilia yang menyeramkan. Teori yang digunakan adalah Teori Psikoseksual oleh Sigmund Freud, teori tersebut mengungkapkan bahwa sejak awal kehidupan, manusia dimotivasi oleh dorongan-dorongan yang irasional untuk mendapatkan kepuasan, dorongan-dorongan ini merupakan ekspresi dari libido yaitu energi psikis yang memotivasi prilaku manusia, dan teori Empirisme oleh John Locke mengatakan anak yang baru lahir bagaikan kertas kosong, dapat ditulis dengan tinta warna apapun, seperti pelaku pedofilia yang pernah mengalami pelecehan pada masa kecilnya. Metode yang penulis gunakan mengacu pada metode penciptaan seni oleh David Campbell, adapun tahapannya meliputi : Eksplorasi, Konsentrasi, Inkubasi, Iluminasi, Produksi, meskipun dalam pelaksanaannya, tahapan tersebut tidak selalu berurutan, dimana saat menciptakan karya terkadang muncul ide-ide baru berupa metafora, warna dan teknis mewujudkan karya, karya yang akan dihadirkan adalah monoprint cukil kayu (Wood cut) dan handcolouring dengan media kertas dan penyajian seperti karya Paper Cut. Penulis menemukan bahwa tidak ada faktor tunggal penyebab seseorang menjadi pedofil, salah satu faktor adalah adanya distorsi kognitif atau kesalahan berpikir pada pelaku pedofilia sebagai hasil endapan pengalaman pribadinya, seperti dilecehkan, ditindas, dan tidak dipedulikan oleh lingkungan pada masa kecilnya. kata kunci : kejahatan pedofilia, kekerasan terhadap anak, distorsi kognitif, seni grafis, paper cut.
format Tugas Akhir
author YULISTIANTO, Prasojo
author_facet YULISTIANTO, Prasojo
author_sort YULISTIANTO, Prasojo
title Monster Sebagai Metafor Kejahatan Pedofilia Dalam Visualisasi Seni Grafis
title_short Monster Sebagai Metafor Kejahatan Pedofilia Dalam Visualisasi Seni Grafis
title_full Monster Sebagai Metafor Kejahatan Pedofilia Dalam Visualisasi Seni Grafis
title_fullStr Monster Sebagai Metafor Kejahatan Pedofilia Dalam Visualisasi Seni Grafis
title_full_unstemmed Monster Sebagai Metafor Kejahatan Pedofilia Dalam Visualisasi Seni Grafis
title_sort monster sebagai metafor kejahatan pedofilia dalam visualisasi seni grafis
publisher PPS ISI Yogyakarta
publishDate 2022
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=46116
_version_ 1741202339290677248