Analogi Ikan Cupang Dalam Budaya Palembang Sebagai Ide Penciptaan Seni Lukis

Budaya Indonesia yang kaya akan Bahasa daerahnya, adat, tradisi, serta memiliki ciri warna khas dan peninggalan sejarah budayanya menjadi sorotan dalam Tugas Akhir ini, dikarenakan ada indikasi di kalangan generasi muda saat ini banyak mengalami krisis karakter, identitas serta integritas. Sehingga...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: HIDAYAT, Aan
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: Jur Seni Murni FSR ISI Yogyakarta 2021
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=46126
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Budaya Indonesia yang kaya akan Bahasa daerahnya, adat, tradisi, serta memiliki ciri warna khas dan peninggalan sejarah budayanya menjadi sorotan dalam Tugas Akhir ini, dikarenakan ada indikasi di kalangan generasi muda saat ini banyak mengalami krisis karakter, identitas serta integritas. Sehingga wacana kebudayaan Palembang khususnya terus disuarakan terkait nilai-nilai luhur menangkal pengaruh eksternal-negatif. Dalam hal ini ikan Cupangsebagai species ikan hias khas Palembang dan Asia Tenggara umumnya, dijadikan analogi dari budaya Palembang tersebut yang dikemas dalam karya seni lukis bergaya Dekoratif. Menganalogikan ikan Cupang dalam budaya Palembang menjadi karya lukis sebagai salah satu upaya penulis memperkenalkan ulang bentuk baru dari produk budaya yang sudah ada sebelumnya. Hal ini harus terus�menerus dilakukan kepada setiap generasi, sehingga menimbulkan pemahaman menghargai seni budaya daerahnya sendiri. Jika tidak diperkenalkan dari sekarang, maka dimasa yang akan datang, seni budaya yang ada akan terlupakan dan tergantikan oleh seni budaya baru. Apalagi munculnya seni budaya baru dari luar melalui berbagai media social, yang tentunya akan mempengaruhi karakter budaya yang ada saat ini. Di sisi lain penulis mengkhawatirkan nilai-nilai budaya hilang, dan tidak teraktualisasi masyarakat, khususnya generasi muda. Oleh karena itu, wacana kebudayaan, khususnya terkait nilai-nilai luhur harus terus disuarakan untuk menangkal pengaruh eksternal- negatif yang salah satunya dapat dilakukan dengan cara melestarikan, memajukan, dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan tersebut. Perlu kiranya nilai-nilai budaya Kembali diangkat dalam bentuk kary