Teori, Metode dan Aplikasi Sosiologi sastra

Dapat dikatakan, perkembangan sastra saat ini relatif lebih lambat dibanding dengan produk budaya lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya faktor perkembangan teori sastra yang cenderung mandeg. Padahal, sastra sebagai produk budaya punya kecenderungan acceptable. Sastra sebagai du...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Heru Kurniawan
Language:Indonesian
Published: Graha Ilmu 2012
Subjects:
Online Access:http://opac.slemankab.go.id//index.php?p=show_detail&id=674749
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Dapat dikatakan, perkembangan sastra saat ini relatif lebih lambat dibanding dengan produk budaya lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya faktor perkembangan teori sastra yang cenderung mandeg. Padahal, sastra sebagai produk budaya punya kecenderungan acceptable. Sastra sebagai dunia yang kompleks bisa didekati dari bidang teori manapun karena sastra adalah representasi kehidupan yang diekspresikan dengan bahasa. Dalam sastra ada subjek yang membangun relasinya secara personal, sosial, kultural, dan transedental, sehingga sastra pun bisa dikaji secara psikologi, sosiologi, antropologi, dan metafisika. Dengan ruang yang terbuka ini, idealnya sastra bisa berkembang pesat karena ilmu-ilmu dan teori lain akan mudah masuk dan berinterdisipliner.rnrnNamun, sepertinya, interdisipliner ini tidak terjadi secara massif karena sastra sering diposisikan sebagai dunia yang mendua. Di satu sisi, sastra dipandang sebagai representasi sosial-budaya masyarakat, tetapi, di sisi lain, sastra sering juga diposisikan sebagai dunia yang khayal-personal. Implikasinya, sastra sering diposisikan sebagai artefak penting sebagai kajian teoretis, tetapi sering juga diposisikan sebagai dunia terasing tanpa makna, yang tidak tepat dikaji dengan disiplin ilmu manapun. Kenyataan ini menjadikan sastra pun seperti dunia dalam menara gading, gagah bagi dunianya sendiri tanpa pernah terlibat secara aktif dengan proses strukturasi di masyarakat.rn Persoalannya jelas bukan sastra yang salah, tetapi persepsi kita, terutama masyarakat (ilmuwan), terhadap sastra yang menjadikan sastra sebagai gejala kedua dari hasil mengada manusia. Akhirnya, sastra dianggap tidak layak untuk menjadi objek kajian karena sastra dianggap sebagai dunia khayal yang tidak ilmiah. Sastra pun akhirnya harus hidup dan menghidupi dirinya, selalu dijadikan sebagai gejala kedua dalam mempersepsi fenomena. Sastra pun menjadi tidak berkembang kajian dan teoretisnya. Salah satunya bisa dilihat pada minimnya buku-buku, khususnya di Indonesia, yang membahas teori sastra, baik asli karya penulis Indonesia maupun terjemahan jika dibandingkan dengan buku-buku teori dari disiplin ilmu lainnya.rnrnOleh karena itu, buku ini, yang diberi judul Teori, Metode, dan Aplikasi Sosiologi Sastra (Dalam Kajian Teori Sosial Marx, Hegemoni-Gramsci, dan Strukturalisme Genetik-Goldmann) merupakan upaya penulis untuk memajukan sastra Indonesia, khususnya dalam pengayaan wacana teoretis. Buku ini tercipta karena tuntutan tugas penulis yang mendapat tanggung jawab juga mengampu dan mengajar mata kuliah Sosiologi Sastra, yang menuntut dalam setiap pertemuan perkuliahan menyiapkan bahan-bahan untuk materi. Selama kurun waktu dua tahunan, penyusunan dan penyempurnaan materi ini dilakukan. Dan karena tuntutan mahasiswa, maka kumpulan-kumpulan bahan ajar ini kemudian disusun menjadi buku ringkas pengantar sosiologi sastra. Buku ini akan memberikan pemahaman secara teori, metode, dan aplikasi dalam mengkaji sosiologi sastra.